Sosok
Sisi Lain Mahdalena, First Lady Pidie, Mengasuh Bayi Sendiri, Beberkan Makanan Kesukaan Abusyik
Sebagai first lady, ibu dari Yahsyie Alfata (7 bulan), buah cintanya sejak dinikahi Roni Ahmad, memiliki kesibukan cukup padat.
Penulis: Nur Nihayati | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Nur Nihayati I Pidie
SERAMBINEWS.COM, PIDIE - Namanya Mahdalena (29).
Dia adalah istri Roni Ahmad (Abusyik), yang kini menjabat sebagai Bupati Pidie.
Sebagai first lady, ibu dari Yahsyie Alfata (7 bulan), buah cintanya sejak dinikahi Roni Ahmad, memiliki kesibukan cukup padat.
Dari kegiatan TP PKK, Bunda PAUD, hingga kegiatan Dekranas.
Selain itu Mahdalena juga mengasuh sendiri bayinya serta menjadi ibu untuk tujuh anak lainnya dari istri pertama Abusyik yang sudah menghadap Sang Khalik.
"Anak saya sekarang sudah delapan," sebut Mahdalena yang mengaku lahir di Langsa 7 Desember 1990 ini.
Ditemui Serambinews.com di Pendopo Bupati Pidie, Jumat (9/8) pukul 15.30 WIB, istri orang nomor satu di Pidie ini terkesan ramah dan bersahaja.
Baca: Listrik untuk 7.000 Pelanggan di Lhokseumawe dan Aceh Utara Padam, Ini Penjelasan PLN
Baca: Meski tidak Libur, Pelajar di Lhokseumawe Tetap tak Bersekolah di Hari Meugang
Baca: Jenazah Camat Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil Dikebumikan di Pulau Balai
Menggunakan balutan gamis hitam dipadu jilbab senada, ia mempersilahkan Serambinews.com menemuinya di ruang pribadi.
"Maaf ya lagi dibersihkan karena menyambut Hari Raya Idul Adha," ujar perempuan cantik ini yang dinikahi Abusyik pada 9 Juni 2017 di Langsa.
Sebagai Ketua TP PKK Pidie, Mahdalena mengaku ada sejumlah kerajinan di Pidie yang ingin dikembangkan.
Ia bertekad memasukannya dalam daftar untuk kegiatan Dekranas dalam waktu dekat di Provinsi Aceh.
"Kita ingin kembangkan lagi sejumlah kerajinan Pidie seperti kupiah meukutop, kupiah riman, sulaman emas kasab. Rencannya nanti bulan November 2019 kita ikuti dalam pameran Dekrasnas di Banda Aceh, " tutur istri Abusyik ini.
Di samping itu, sebagai Bunda PAUD ia juga telah mengunjungi lokasi PAUD di Padang Tiji, Peukan Baro dan Kembang Tanjung.
"Kita perlu perhatian pemerintah supaya meningkatkan honor guru PAUD yang masih minim sementara tanggung jawab besar," ungkap Mahdalena.