Idul Adha 1440 H
Ferdi Bersyukur Bisa Shalat Id, GM Angkasa Pura II: Ini Hari Bersejarah buat Aceh
Minggu (11/8) pagi kemarin, setelah dua pesawat dari Maskapai Lion Air dan Garuda Indonesia lepas landas pukul 06:00 WIB dan pukul 07:00 WIB
BANDA ACEH - Minggu (11/8) pagi kemarin, setelah dua pesawat dari Maskapai Lion Air dan Garuda Indonesia lepas landas pukul 06:00 WIB dan pukul 07:00 WIB, aktivitas di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blangbintang, Aceh Besar, langsung sepi.
Para petugas kemudian bergegas meninggalkan area tugasnya masing-masing, menuju ke area parkir bandara.
Pantauan Serambi, sejumlah terpal biru, ambal merah, dan sebuah podium kecil sudah dibentangkan di pelataran parkir. Sementara takbir terus menerus dikumandangkan sejak pukul 07:00 WIB.
Suasana di Bandara SIM pada Hari Raya Idul Adha ini memang terlihat berbeda.
Operasional bandara dihentikan dan pihak otoritas juga menyelenggarakan shalat Id dan pemotongan hewan kurban di kompleks bandara.
Para petugas dari berbagai anggota komunitas bandara tampak bersyukur.
Tahun ini mereka bisa melaksanakan shalat Id bersama keluarga dan rekan-rekannya.
Ungkapan syukur tersebut di antaranya disampaikan Syukran, Cut Mahatir, dan T Ferdi.
Mereka mengaku tahun ini bisa shalat Id tanpa harus was-was dengan tugas, sesuatu yang tidak pernah mereka rasakan selama ini.
Baca: Viral Video Kakek Diikat Sarung dan Didorong Sejumlah Pemuda, Polisi Kejar Pelaku
Baca: Saksi Mata: Ada Balapan Motor & Pertengkaran di Sekitar Waduk Sebelum Mayat Mr X Ditemukan Mengapung
Jika Syukran dan Cut Mahatir shalat Id di halaman bandara, maka T Ferdi memilih shalat bersama keluarga di kawasan tempat tinggalnya, Sibreh, Aceh Besar.
Pagi itu, Ferdi memang belum berangkat ke bandara karena penerbangan internasional yang seharusnya dimulai pukul 07:30 ditunda menjadi jelang siang.
Ferdi yang sudah tiga tahun bertugas di bandara menceritakan, pada lebaran sebelumnya, saat sebagian masyarakat Aceh melaksanakan shalat Id, mereka harus bertugas melayani penumpang di bandara.
Jika pun ada yang bisa shalat, itu karena sedang cuti atau kebetulan lagi tertepatan dengan jatah libur kerja.
"Sebenarnya yang paling sering nggak shalat Id itu anggota saya. Kami kalau di imigrasi bandara itu ada delapan orang. Kami pagi sudah ke bandara, karena setiap pagi memang ada penerbangan internasional," ujar T Ferdi.
Dia mengakui, dibandingkan dirinya, masih lebih sering anggotanya yang tidak shalat Id, baik shalat Lebaran Idul Fitri maupun Hari Raya Idul Adha.
Baca: FOTO-FOTO : Wisatawan Ke Sabang Mulai Meningkat
Aktivitas Bandara SIM dia katakan, biasanya sudah dimulai sekitar pukul 04:00 WIB, karena pesawat perdana take off sekitar pukul 06:00 WIB.
Hal senada juga disampaikan oleh Syukran dan Cut Mahatir.
Mereka sangat bersyukur dan menyatakan bahwa kebijakan penghentian sementara operasional bandara sangat menguntungkan mereka yang selama ini bekerja di berbagai komunitas bandara.
GM Angkasa Pura II Bandara SIM, Yos Suwagiyono kemarin mengatakan, operasional Bandara SIM dihentikan selama beberapa jam, mulai pukul 07:30 WIB hingga pukul 11:00 WIB, karena bertepatan dengan pelaksanaan shalat Idul Adha.
Sebelumnya, dia menyebutkan, sudah ada maskapai yang terbang menuju Jakarta dan Medan, yaitu Lion Air dan Garuda Indonesia.
Sedangkan dengan dihentikan aktivitas selama empat jam ini, hanya tiga penerbangan yang terkena dampak dan harus digeser jadwal pendaratannya.
Baca: Kivlan Zen Gugat Wiranto, Dinilai Lakukan Perbuatan Melawan Hukum karena Hal Ini
Ketiganya yaitu Air Asia rute Kuala Lumpur, Firefly rute Penang, dan Citilink rute Jakarta dengan transit Medan.
"Alhamdulillah, ini hari bersejarah buat Aceh, ini karena untuk menghormati Aceh yang melaksanakan syariat islam. Sehingga petugas di komunitas bandara bisa shalat Id bersama-sama, sehingga lengkaplah ibadah mereka," ujar Yos terharu.
Ia menambahkan, pelaksanaan shalat Id di Bandara SIM yang pertama kalinya menjadi hadiah dari pemerintah untuk masyarakat Aceh.
Ia juga berterima kasih juga kepada Otoritas Bandara Wilayah II Medan yang membawahi Aceh, karena sudah mengizinkan penghentian sementara operasional bandara.
Kemarin, shalat Id di bandara juga diikuti oleh keluarga pegawai dan masyarakat di sekitar bandara.
Ia menambahkan, dihentikan aktivitas bandara saat lebaran berawal dari kisah petugas imigrasi kepada Kanwil Kemenkumham, bahwa mereka yang bertugas di bandara ada yang sudah delapan tahun tak bisa shalat Id.
Sehingga Kanwil menyampaikan hal itu kepada Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali, lalu bupati melayangkan surat imbauan kepada PT Angkasa Pura supaya dapat menutup sementara bandara di hari raya.
Angkasa Pura sebagai operator, merespons surat bupati dengan menyurati Kementerian Perhubungan RI Melalui Otoritas Bandara Wilayah II Medan yang selama ini mengatur regulasi penerbangan.
Sehingga akhirnya sebagai bentuk penghargaan kepada Aceh, pihak Kemenhub RI mengizinkan operasional dihentikan sementara.(mun)