Ricuh di DPR Aceh
Mengenal Azhari Cagee, "Komandan Bom" yang Dipukul Oknum Aparat saat Demo Bendera Bintang Bulan
Menjelang magrib, video pemukulan Azhari Cagee mulai beredar dan diberitakan oleh sejumlah media online.
Penulis: Yocerizal | Editor: Safriadi Syahbuddin
Begitu perjanjian damai MoU Helsinki ditandatangani tahun 2005, Cagee memutuskan terjun ke dunia politik.
Dia ikut dalam Pemilu 2009 dan terpilih sebagai Anggota DPRK Aceh Utara.
Cagee maju melalui Partai Aceh (PA), partai lokal yang didirikan oleh para tokoh mantan GAM.
Baca: Kisah Tragis Brigadir Hedar, Tugas Menyamar Berujung Maut di Tangan KKB Papua, Ayah Sebut Dijebak
Baca: KKB Lekagak Paling Berbahaya di Segitiga Hitam Papua, Briptu Heidar Dijebak dan Meninggal Ditembak
Baca: Banyak Prajurit Gugur di Papua, Ternyata Oknum TNI Jual Amunisi ke OPM dan Bertugas di Kodim Mimika
Tahun 2009 juga merupakan tahun pertama Partai Aceh ikut serta dalam Pemilu.
Pemilu tahun 2014, Cage maju ke level provinsi sebagai anggota DPRA dan kembali terpilih.
Namun langkahnya untuk terus naik level ke tingkat nasional (DPR RI) terhenti dalam Pemilu 2019 kemarin.
Meski hanya 5 tahun di DPRA, nama Azhari Cagee sudah cukup populer di masyarakat dan memberi warna tersendiri di DPRA.
Ia tanpa sungkan berbicara pedas, termasuk kepada lawan politik dan pemerintah pusat.
Mungkin karena itu pula Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA), Muzakir Manaf alias Mualem lantas menunjuk Cagee sebagai Juru Bicara KPA, menggantikan Mukhlis Abee.
Namun selain itu, Azhari Cagee juga dikenal kontroversial sehingga terkadang membuat orang lain geleng-geleng kepala.
Salah satunya adalah pernyataan siap memotong jari telunjuk jika dirinya tidak mundur dari DPRA.
Pernyataan itu ia sampaikan menanggapi komentar pengamat yang menganggap bahwa rencana dirinya mundur hanyalah gertak sambal.
Baca: 4 Fakta Unik Momen 17 Agustus, Soekarno Sebut Teks Proklamasi Dibacakan dengan Mikrofon Curian
Baca: LIVE STREAMING Upacara 17 Agustus 2019 HUT RI ke 74 Pengibaran Bendera Merah Putih
Baca: Ahli Astrofisika Asal Spanyol Temukan Planet Baru yang Bisa Dihuni Manusia, Seperti Apa?
Ia dan beberapa anggota DPRA lainnya memang menyatakan akan mundur jika Mahkamah Konstitusi (MK) tidak menggunakan UUPA dalam menyelesaikan sengketa Pilkada Aceh.
Ia juga pernah membuat kaget seluruh peserta sidang paripurna pada penutupan masa persidangan IV DPRA, 31 Oktober 2017 lalu.
Ia menginterupsi Ketua DPRA, Tgk Muharuddin ketika akan menutup sidang.