Luar Negeri
Bom Meledak Saat Pesta Pernikahan di Afghanistan, 63 Orang Tewas dan 182 Orang Terluka
Sebanyak 63 orang tewas ketika pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya dalam acara pesta pernikahan yang berlangsung di Kabul, Afghanistan.
Mereka justru mengutuk ledakan di aula pernikahan Kabul barat itu.
Namun Presiden Ashraf Ghani mengatakan para militan tidak bisa lolos dari tuduhan atas serangan 'biadab' tersebut.
Menurutnyam justru Talibanlah yang jadi biang keladi tragedi ini.
"Taliban tidak dapat membebaskan diri dari kesalahan karena mereka menyediakan platform untuk teroris," katanya dalam sebuah posting di Twitter.
Ledakan itu terjadi usai serangan bom di sebuah masjid di Pakistan pada hari Jumat (16/8/2019) lalu, yang menewaskan seorang saudara pemimpin Taliban Haibatullah Akhundzada.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan yang menewaskan empat orang dan melukai sekitar 20 orang itu.
Gambar-gambar di media sosial dari tempat ledakan Kabul menunjukkan tubuh berserakan di tengah meja dan kursi terbalik di aula pernikahan, dengan noda darah gelap di karpet.
Residen Mohammad Hasan bergegas ke tempat kejadian setelah ledakan mengguncang.
"Saya melihat banyak wanita dan anak-anak menjerit dan menangis," katanya.
Untuk diketahui, aula pernikahan telah menjadi bisnis besar di Kabul lantaran ekonomi Afghanistan perlahan mulai meningkat.
Keluarga membelanjakan lebih banyak untuk perayaan.
Aula besar yang terang benderang kini berjejer di beberapa jalan pinggiran kota.
Sebelumnya, pada bulan November bom juga pernah menyerang sebuah aula pernikahan di Afganistan.
Setidaknya, saat itu 40 orang dilaporkan tewas.
Militan Negara Islam juga beroperasi di Afghanistan dan telah melakukan serangan berdarah di kota-kota besar, beberapa di antaranya ditujukan kepada anggota minoritas Syiah.