6 Fakta KM Mina Sejati Dibajak, 23 ABK Disandera dan 7 Tewas hingga TNI AL Dikerahkan
Penyanderaan 23 anak buah kapal (ABK) KM Mina Sejati di Perairan Aru, Maluku, masih berlangsung hingga Senin (19/8/2019) dini hari.
SERAMBINEWS.COM - Penyanderaan 23 anak buah kapal (ABK) KM Mina Sejati di Perairan Aru, Maluku, masih berlangsung hingga Senin (19/8/2019) dini hari.
Berdasar informasi dari Kepala Kantor SAR Ambon, Muslimin, para pelaku penyanderaan diduga adalah para ABK dari kapal tersebut.
Sementara itu, Polres Kepulauan Aru menjelaskan 9 ABK nekat meloncat ke laut untuk menyelamatkan diri.
Dua diantaranya tewas dan 7 lainnya berhasil diselamatkan nelayan sekitar.
Dugaan sementara, pemicu aksi penyanderaan tersebut karena masalah internal kru di KM Mina Sejati.
Seperti diketahui, dalam upaya pembebasan para sandera tersebut, pasukan TNI AL telah dikerahkan.
Berikut ini fakta lengkapnya:
1. Kronologi penyanderaan di KM Mina Sejati
Muslimin menjelaskan, aksi penyanderaan para ABK KM Mina Sejati pada hari Sabtu ((17/8/2019) di perairan Kepulauan Aru.
Saat itu Kantor SAR menerima informasi ada 30 penumpang, termasuk nakhonda Ko Awi, disandera tiga ABK kapal.
“Informasi yang kami dapat kapal itu dibajak atau dirampok oleh tiga ABK kapal itu sendiri,” kata Muslimin kepada Kompas.com, Minggu (18/8/2019).
Secara terpisah, Kapolres Kepulauan Aru AKBP Adolof Bormasa, membenarkan adanya kejadian itu.
“Iya benar ada kejadian, ada kapal yang dibajak, tapi soal detailnya kami masih menunggu laporan,” katanya saat dikonfirmasi lewat telepon.
2. Sebanyak 9 ABK loncat ke laut, 2 tewas
Adolof mengatakan, diduga karena panik dan berusaha menyelamatkan diri, 9 ABK meloncat ke laut.
Tujuh ABK berhasil selamat namun 2 lainnya tewas, Dari informasi yang diperoleh, jasad keddua ABK yang tewas dan 7 ABK yang selamat telah berada di sebuah kapal nelayan yang sempat memberikan pertolongan.
Menurut Adolof, aksi penyanderaan tersebut diduga dipicu kekecewaan para ABK terhadap KM Mina Sejati.
“Kami menduga ada masalah internal ya antara sesama ABK,” kata Adolof.
3. TNI AL dikerahkan untuk bebaskan sandera
Menurut Muslimin, penyanderaan KM Mina Sejati di perairan Kepulauan Aru, masih berlangsung hingga Senin (19/8/2019) dini hari pukul 01.20 WIT.
Personel TNI AL yang telah dikerahkan menggunakan KRI Teluk Lada (TLD)-521 juga belum berhasil dilakukan.
Menurut Muslimin, saat ini puluhan personel gabungan kembali dikerahkan menuju lokasi penyanderaan KM Mina Sejati.
“Personel tambahan saat ini baru saja diberangkatkan pada pukul 00.45 Wit ke lokasi kapal yang disandera. Kita gunakan KN SAR 242 Bharata,” kata Muslimin kepada Kompas.com, Senin dinihari.
4. Negosiasi alot, penyanderaan sudah lebih 24 jam
Alotnya negosiasi dengan para penyandera membuat TNI AL dan petugas lainnya memilih untuk tetap bertahan di lokasi penyanderaan.
"Sampai malam ini upaya negosiasi masih terus dilakukan,” kata Muslimin.
Sementara itu, Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Aru, Letkol (Laut) Suharto Silaban, masih belum memberikan keterangan terkait operasi pembebasan sandera tersebut.
”Belum dibebaskan, belum, belum makanya kita tambah personel ke sana. Dari informasi terakhir yang saya dapat negosiasi dengan pelaku pembajakan masih dilakukan,” kata Muslimin.
5. ABK Tewas Insiden KM Mina Sejati Ada 7 Orang
Markas TNI Angkatan Laut mengungkapkan, sebanyak 7 anak buah kapal ( ABK) KM Mina Sejati tewas dalam insiden perkelahian yang melibatkan sesama ABK di atas kapal ikan tersbeut.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Mohamad Zaenal mengatakan, dari tujuh korban yang meninggal dunia itu, 5 di antaranya tewas di atas kapal sedangkan dua lainnya tewas setelah tenggelam saat berusaha menyelamatkan diri dengan cara melompat ke laut.
“ABK yang meninggal dunia semuanya berjumlah tujuh orang,” kata Zaenal kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (19/8/2019).
Dia mengungkapkan aksi perkelahian antara sesama ABK tersebut melibatkan tiga orang pelaku di atas kapal tersebut.
Karena kejadian perkelahian itu, 13 ABK yang merasa ketakutan akhirnya melompat ke laut sedangkan lima ABK lainnya terbunuh di atas kapal.
“ABK seluruhnya 36 orang, ada 3 orang pelaku, kemudian karena ketakutan 13 orang menyelamatkan diri dengan cara melompat ke laut, nah yang menceburkan diri ke laut itu dua orang meninggal dan 11 selamat, sehingga masih ada 15 di atas kapal,” terangnya.
Zaenal mengatakan, dua ABK yang tewas karena tenggelam jasadnya kini telah berada di atas KM Gemilang, sementara lima korban tewas lainnya kemungkinan, kata dia, masih berada di atas KM Mina Sejati.
“Yang meninggal di atas kapal itu lima orang. Saya belum paham apa lima jenazah masih ada di atas kapal atau sudah dibuang pelaku ke laut,” katanya.
Terkait motif di balik aksi perkelahian itu, Zaenal mengaku belum mendapatkan laporan resmi.
Menurutnya, penyebab insiden itu baru akan diketahui setelah petugas meminta keterangan dari para ABK diatas kapal tersebut.
Zaenal sendiri mengaku kalau insiden yang terjadi diatas KM Mina Sejati itu bukanlah aksi perompakan atau pembajakan seperti yang ramai diberitakan.
“Perlu digarisbawahi di sini bahwa kejadian tersebut bukan perompakan atau pembajakan,” ucap Zaenal.
6. 15 ABK Masih Berada di KM Mina Sejati
Upaya penyelamatan terhadap sejumlah anak buah kapal ( ABK) yang terlibat aksi perkelahian di atas KM Mina Sejati masih terus dilakukan personel TNI Angkatan Laut dari Lanal Aru hingga Senin (19/8/2019).
Hingga kini, tercatat masih terdapat sebanyak 15 orang ABK dan juga tiga terduga pelaku yang memicu terjadinya insiden perkelahian di atas KM Mina Sejati tersebut.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Mohamad Zaenal mengatakan, setelah mendapatkan informasi kejadian itu, pihaknya langsung mengerahkan KRI Teluk Lada untuk menyelamatkan para ABK yang terlibat dalam aksi perkelahian tersebut.
“Jadi upaya penyelamatan yang dilakukan TNI AL adalah mengerahkan personel bersama KRI Teluk Lada untuk melakukan penyelamatan,” kata Zaenal.
Dia menjelaskan, setibanya di lokasi kejadian, KRI Teluk Lada kemudian menurunkan tim FBSS yang berjumlah 8 orang dengan speedboat untuk melakukan pengawasan dan analisa situasi yang terjadi di atas kapal tersebut.
“Karena masalah ini harus ditangani secara hati-hati untuk mengurangi jumlah korban terjadi lagi,” katanya.
Menurut, Zaenel hingga kini upaya komunikasi dan juga negosiasi dengan para ABK diatas KM Mina Sejati masih terus dilakukan.
Sayangnya, upaya tersebut belum berhasil lantaran, para ABK di atas kapal tersebut tidak ada yang bersedia menjawab panggilan radio dari KRI Teluk Lada.
Pihaknya, kata Zaenal, juga belum berhasil merangsek masuk ke dalam kapal tersebut karena dikhawatirkan akan terjadi jatuh korban berikutnya.
Meski belum berhasil masuk ke dalam kapal itu, namun Zainal mengaku bukan berarti TNI AL belum sepenuhnya menguasai kapal itu.
“Kenapa demikian karena komunikasi dengan KM Mina Sejati sampai saat ini belum terjalin, kita sudah berupaya panggil dengan radio komunikasi tapi mereka tidak menjawab. Jadi narasinya bukan begitu, bukan sepenuhnya belum dikuasai tapi kita harus berhati-hati dalam penanganan kasus ini,”ungkapnya.
Menurutnya, pihak TNI AL bisa saja mengambil langkah lebih agresif dengan langsung menduduki kapal tersebut, namun dikhawatirkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Karena pertama belum terjalin komunikasi, sudah dilakukan tetapi belum ada jawaban, yang kedua apabila kita langsung naik ke atas kapal dikahwatirkan akan ada korban berikutnya jadi harus lebih hati-hati. Yang jelas TNI AL terus mengupayakan untuk membantu para ABK korban perkelahian itu,” katanya.
Baca: Warga Panik Jelang Magrib Puting Beliung Landa Langkahan
Baca: Samarkilang Butuh Panggung Seni, Ajang Ekspresi Warga Pedalaman
Baca: Polres Lhokseumawe Amankan 15 Sepmor Ditambah Satu Mobil dan 16 Tersangka
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Fakta KM Mina Sejati Dibajak, 2 ABK Tewas Usai Terjun ke Laut hingga TNI AL Dikerahkan"