Perbankan
Dua Juta Lebih Nasabah BRI di Aceh Jadi Target Konversi ke Syariah
Tercatat lebih dari dua juta nasabah dan lebih dari Rp 20 triliun portofolio bisnis (pembiayaan dan pendanaan) PT BRI (Persero) Tbk di Aceh menjadi ta
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Menangkap peluang diberlakukannya Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Aceh, PT Bank BRIsyariah Tbk sudah mulai mengkonversi portofolio bisnis induknya.
Tercatat lebih dari dua juta nasabah dan lebih dari Rp 20 triliun portofolio bisnis (pembiayaan dan pendanaan) PT BRI (Persero) Tbk di Aceh menjadi target dari konversi tersebut.
“Artinya implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah di Aceh ini akan membawa dampak besar bagi peningkatan kinerja BRIsyariah, baik di segi pendanaan, pembiayaan, maupun laba rugi,” jelas Direktur Bisnis Komersil BRIsyariah, Kokok Alun Akbar dalam keterangan tertulis yang diterima Serambinews.com, Selasa (20/8/2019).
Baca: HEBOH Bocah Dikira Meninggal Karena Kelaparan, Ini Faktanya: Masih Hidup & Ditangisi Ayah Tiri
Baca: Heni Ekawati, Ajarkan Siswa SLB Membatik Raih Prestasi Tingkat Nasional
Baca: VIDEO - Ragam Pakaian Adat dan Mobil Hias Semarakan Karnaval Kemerdekaan di Muara Batu, Aceh Utara
Melalui implementasi Qanun LKS ini, dikatakan Kokok Alun Akbar, BRIsyariah berpotensi mendapat tambahan dana murah yang juga merupakan fokus Perseroan pada tahun ini.
Menurutnya, peningkatan CASA sangat penting bagi rekomposisi dana pihak ketiga BRIsyariah karena akan berdampak langsung pada penurunan cost of fund atau biaya dana.
Pada semester I 2019 BRIsyariah berhasil menurunkan cost of fund Perseroan sebesar 30 bps menjadi 4,43 persen, dari sebelumnya 4,73 persen di akhir tahun 2018. Keberhasilan ini antara lain merupakan kontribusi pertumbuhan tabungan payroll serta giro dari transaksional nasabah.
Ia menambahkan disisi pembiayaan, pada paruh kedua 2019, BRIsyariah akan melakukan sejumlah inovasi pembiayaan. Salah satunya peningkatan customer experience melalui perangkat perbankan digital untuk simplifikasi proses dan pertumbuhan bisnis yang lebih optimal di segmen mikro dan konsumer.
Segmen konsumer yang merupakan long-term key growth driver bagi BRIsyariah, di semester I 2019 berhasil tumbuh sebesar 21,59 persen secara year on year (yoy), dengan kontribusi terbesar dari pembiayaan Multi Faedah BRIsyariah iB salary based.
Terkait pembiayaan bermasalah, BRIsyariah sudah mulai menunjukkan perbaikan dibandingkan posisi akhir tahun 2018. Di bawah manajemen yang terpilih pada RUPS April lalu, BRIsyariah menunjukkan perbaikan NPF dari 4,97 persen pada akhir 2018 menjadi 4,51 persen di semester I 2019.
Sedangkan laba yang berhasil dibukukan sebesar Rp 35 miliar merupakan dampak dari langkah konservatif Perseroan dalam melakukan pencadangan untuk pembiayaan yang terpengaruh kondisi pasar dan berefek pada sejumlah bank di Indonesia, termasuk BRIsyariah.
"Ke depannya, peningkatan kualitas aset akan menjadi perhatian khusus BRIsyariah. Untuk hal tersebut Perseroan telah menetapkan program antara lain perbaikan proses under writing dan pembentukan tim task force untuk menekan NPF," kata Kokok Alun Akbar. (*)