Berita Abdya
Ratusan Hektare Sawah Kuta Bak Drien Abdya tak Digarap, Hujan Belum Atasi Kekeringan Sumber Air
Lahan sawah yang dikerjakan 7 kelompok tani belum bisa digarap karena alur (sungai kecil) Kuta Bak Drien, sebagai satu-satunya sumber air sawah..
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Nurul Hayati
Lahan sawah yang dikerjakan 7 kelompok tani belum bisa digarap karena alur (sungai kecil) Kuta Bak Drien, sebagai satu-satunya sumber air sawah masih kering.
Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Ratusan hektare (ha) areal sawah produktif Desa Kuta Bak Drien, Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), belum bisa digarap petani hingga Selasa (20/8/2019).
Lahan sawah yang dikerjakan 7 kelompok tani belum bisa digarap karena alur (sungai kecil) Kuta Bak Drien, sebagai satu-satunya sumber air sawah masih kering.
Sementara hujan instentitas sedang yang turun beberapa waktu terakhir, tidak mampu mengatasi kekeringan aliran sungai tersebut.
“Hujan turun sekarang ini sepertinya belum terasa. Sungai kecil itu (Alue Kuta Bak Drien) masih kekeringan, sehingga peristiwa terputus suplai kebutuhan air sawah belum teratasi,” kata Keuchik Gampong Kuta Bak Drien, Syarkani kepada Serambinews.com, Selasa (20/8/2019).
Baca: Provinsi Kembalikan Sebagian Besar Berkas Calon Anggota DPRK Bireuen, Masalahnya Sederhana
Petani Gampong Kuta Bak Drien memanfaatkan air sungai kecil (alur) Kuta Bak Drien sebagai sumber air untuk mengaliri lahan sawah yang digarap 7 kelompok tani, luas lahan sawah 1 kelompok mencapai 20 ha.
Namun, sungai kecil yang menjadi andalan petani sudah mengering dilanda kemarau.
Sedangkan jaringan Irigasi Teknis Krueng Susoh dari Kuta Tinggi, Blangpidie, dan Irigasi Tangan-Tangan dari Desa Adan, Kecamatan Tangan-Tangan, tidak menjangkau kawasan Gampong Kuta Bak Drien.
“Petani di sini, mengandalkan pasokan air sawah dari Sungai Kuta Bak Drien. Bila sungai masih kering seperti sekarang, maka petani tak bisa menggarap lahan. Lahan baru bisa digarap setelah hujan turun secara memadai sampai alur tersebut berfungsi kembali,” kata Keuchik Syarkani.
Dampak dari belum bisa digarap lahan sawah, maka kegiatan tanam padi MT Gadu 2019 akan terlambat.
Sebab, petani desa tetangga, terutama Desa Ie Lhop dan Desa Suak Labu hampir tuntas garap lahan MT Gadu 2019.
Malahan, sebagian petani mulai tabur benih dan memasuki tahapan tabur benih.
Sementara lahan sawah Kuta Bak Drien masih dalam kondisi kering kerontang.
Baca: Pria Bersebo yang Rampok Pedagang Sayur Keliling Lukai Korban, Diduga Gunakan Ini
Wacana dipasang pipa ke Gunung Ceuraceu