Berita Aceh Malaysia

7 Tahun tak Pulang, Kematian Hamdani di Malaysia Membuat Keluarga Syok, Sempat Kirim Ucapan Lebaran

Hamdani merupakan TKI asal Aceh Tamiang yang meninggal saat menjalani masa tahanan di Malaysia terkait dugaan pelanggaran masa izin tinggal, Jumat (16

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/IST
Dokumen identitas Hamdani Mustahil tertulis Febri Purnomo. Pria asal Aceh Tamiang ini meninggal saat menjalani tahanan di Malaysia. 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Awaluddin, ayah mendiang Febri Purnomo atau Hamdani Mustakim (28) mengaku syok mendapat kabar putra sulungnya meninggal di tanah perantauan, Malaysia.

Hamdani merupakan TKI asal Aceh Tamiang yang meninggal saat menjalani masa tahanan di Malaysia terkait dugaan pelanggaran masa izin tinggal, Jumat (16/8/2019) lalu.

Keluarga sendiri membutuhkan waktu untuk memastikan jasad pria yang terbujur di sebuah rumah sakit di Johor Baru, Malaysia itu sebagai Hamdani Mustakim.

Pasalnya di dokumen indentitas tertulis nama Febri Purnomo.

"Ternyata yang dibilang orang Febri, benar anak kami, si Hamdani Mustakim," kata Awaluddin, Rabu (21/8/2019).

Baca: Sempat Ragu, Keluarga Diyakini Ada Tanda Hitam di Bahu Febri, Jenazah Warga Aceh Tamiang di Malaysia

Baca: Warga Tamiang Meninggal Saat Jalani Tahanan di Malaysia, Ini yang Dilakukan Haji Uma

Baca: Viral! Ini Isi Surat Wasiat Terakhir yang Diduga Milik Lia Yulrifa untuk Mamanya

Kepastian ini tak terlepas dari identiknya tanda hitam di bahu pria lajang itu.

Awaluddin mengaku sangat terkejut, terlebih anaknya itu tidak pernah pulang sejak berangkat ke Malaysia tujuh tahun lalu.

"Saya tidak tahu dia bekerja apa di sana. Kalau di sini dia kerja bangunan," lanjut Awaluddin.

Meski tak pernah pulang, Hamdani terbilang intens menjaga komunikasi melalui sambungan telepon.

Sesekali dia juga mengirim uang untuk orangtuanya.

"Tidak banyak, 300 sampai 500 ribu gitu. Yang penting dia ingat sama keluarga," ucap Awal.

Terakhir, komunikasi ini terjadi Idul Fitri.

Ketika itu mendiang sempat mengucapkan selamat lebaran dan meminta maaf sekaligus mengirim THR untuk orang tuanya Rp 500 ribu.

"Semenjak itu tidak ada kabar. Tiba-tiba kawannya bilang dia meninggal. Kami berharap jenazahnya bisa dipulangkan, biar dikubur di sini," harap Awaluddin. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved