Jokowi Resmi Umumkan Ibu Kota Baru Indonesia di Kalimantan Timur, Ini Potensi Bencananya

Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan ibu kota baru berada di Provinsi Kalimantan Timur.

Editor: Faisal Zamzami
Kompas TV
Siaran langsung pernyataan Presiden Jokowi mengenai lokasi ibu kota baru yaitu Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara. (KOMPAS TV) 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan ibu kota baru berada di Provinsi Kalimantan Timur.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019).

"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kertangera, Provinsi Kalimantan Timur," kata Jokowi.

Saat mengumumkan ibu kota baru, Jokowi terlihat didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Selain itu, terlihat juga sejumlah pejabat pemerintahan, di antaranya Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

Hadir juga Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

Pengumuman ini juga disampaikan secara langsung melalui live streaming di akun YouTube resmi Sekretariat Presiden.

Video itu berjudul "Upcoming Live | Presiden Jokowi Mengumumkan Ibu Kota Baru".

Presiden Jokowi sebelumnya telah menyampaikan rencana pemindahan ibu kota negara ke Pulau Kalimantan saat Sidang Bersama DPD-DPR, Senin (16/8/2019) lalu.

"Pada kesempatan yang bersejarah ini. Dengan memohon ridha Allah SWT, dengan meminta izin dan dukungan dari Bapak Ibu anggota dewan yang terhormat, para sesepuh dan tokoh bangsa terutama dari seluruh rakyat Indonesia, dengan ini saya mohon izin untuk memindahkan ibu kota negara kita ke Pulau Kalimantan," ujar Jokowi saat itu.

Jokowi mengatakan, selama ini, denyut kegiatan ekonomi secara umum masih terpusat di Jakarta dan Pulau Jawa.

Kegiatan ekonomi yang terpusat ini membuat Pulau Jawa menjadi sangat padat dan menciptakan ketimpangan dengan pulau-pulau di luar Jawa.

Untuk itu, rencana pemindahan ibukota ke Pulau Kalimantan diletakkan dalam konteks pemerataan.

Ia berharap pemindahan ibu kota akan mendorong pertumbuhan ekonomi baru, sekaligus memacu pemerataan dan keadilan ekonomi di luar Jawa.

Jokowi menjamin dukungan pendanaan bagi pemindahan ibu kota akan sekecil mungkin menggunakan APBN.

Pemerintah akan dorong partisipasi swasta, BUMN, maupun skema Kerja sama Pemerintah Badan Usaha.

Sebelum menetapkan ibu kota baru, Presiden pun telah meninjau sebagian wilayah yang menjadi calon ibu kota baru.

Wilayah itu di antaranya Bukit Soeharto di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, Kawasan Segitiga Kalimantan Tengah, dan kawasan yang berada di Palangkaraya.

Potensi Bencana

Presiden Joko Widodo mengumumkan ibu kota baru berada di Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara.

"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kertangera, Provinsi Kalimantan Timur," ujar Presiden dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019).

Pemindahan lokasi ibu kota ini selain karena alasan pemerataan, wilayah Pulau Kalimantan juga disebut minim akan potensi bencana, seperti longsor, gempa bumi, dan lainnya.

Meski begitu, arsip pemberitaan Kompas.com, 24 Agustus 2019 menyebutkan, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan wilayah ini tidak sepenuhnya bebas dari gempa.

Menurutnya, ada 3 sesar yang berada di wilayah Kalimantan Timur.

Daryono menambahkan, secara geologi dan tektonik, di Provinsi Kalimantan Timur sendiri terdapat 3 struktur sesar sumber gempa, yakni Sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Paternostes.

Menurutnya, dua sesar yakni Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat masih menunjukkan tanda keaktifan.

Kedua sesar ini berada di Kabupaten Berau dan Kabupatan Kutai Timur.

Tanda keaktifan kedua sesar ini terlihat dalam peta seismitas yang menunjukkan 2 zona besar dengan aktivitas kegempaan cukup tinggi.

Kedua zona ini mebentuk klaster sebaran pusat gempa yang berarah barat sampai timur.

Bahkan dalam kajian Pusat Studi Gempa Nasional (PUSGEN), wilayah Sesar Mangkalihat memiliki potensi magnitudo mencapai 7,0. Sesar ini dapat berdampak hingga skala intensitas VI-VII MMI.

"Artinya gempa yang terjadi dapat menimbulkan kerusakan tingkat sedang hingga berat di Semenanjung Mangkalihat dan sekitarnya," ujar Daryono.

Sedangkan Sesar Paternostes tergolong kategori sesar tersier. Adapun letak sesar ini berada di jalur berarah barat hingga timur.

Berdasarkan panutauan BMKG, jalur sesar ini masih sering terjadi gempa.

Atas adanya kajian potensi gempa ini, Daryono mengimbau agar masyaraat merespons kabar tersebut dengan upaya mitigasi yang tepat.

Potensi bencana lainnya Selain gempa, wilayah Kalimantan Timur juga memiliki risiko rawan banjir.

Artikel Kompas.com, 22 Agustus 2019 menyebutkan, berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Penanggulangan Bencana (BNPB), risiko rawan banjir di wilayah ini terdapat pada wilayah yang dekat dengan hulu daerah aliran sungai (DAS).

Bahkan Plh Kapusdatin BNPB Agus Wibowo menjelaskan, risiko rawan banjir tersebut berada di Kabupaten Kutai Kartanegara yang menjadi salah satu area ibu kota baru dan Kota Samarinda.

Selain utu, Kalimantan Timur juga menyimpan potensi bencana lain yakni deforestasi atau penggundulan hutan.

Disebutkan, lahan hijau di wilayah ini berkurang cukup signifikan.

Penggundulan hutan ini menyebabkan banyaknya banjir yang terjadi di Kaltim.

Potensi bencana lainnya adalah hutan di provinsi ini pun juga berkurang akibat pembakaran, dehingga menyebabkan asap.

Adapun terakhir adalah penemaran minyak di wilayah perairan laut.

Pencemaran ini salah satunya diakibatkan oleh wilayah perairan Kalimantan Timur yang menjadi jalur pelayaran antar pulau, baik ke Sulawesi maupun ke Jawa.

Meski masih memiliki potensi bencana, namun secara umum wilayah Pulau Kalimantan masih relatif aman jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.

Baca: Darwinsyah Pimpin Ketua Sementara DPRK Kabupaten Bener Meriah

Baca: Wakil Aceh Puncaki Klasemen Sementara Grup B di Piala Menpora 2019

Baca: Pemkab Aceh Tamiang Rombak 17 Jabatan, Termasuk Enam Camat

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi: Ibu Kota Baru di Sebagian Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kaltim" dan "Ibu Kota Baru Kalimantan Timur Disebut Minim Bencana, Ini Potensi Bencananya"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved