Rusuh di Papua
Tak Hanya Danramil Tambaksari, 4 Oknum TNI Diskors & Diseret ke Pengadilan Militer Terkait Rasisme
Berdasarkan video yang beredar, ucapan rasis diduga diucapkan pertama kali oleh oknum anggota TNI di asrama mahasiswa Papua di Surabaya pada 16 Agustu
Tak Hanya Danramil Tambaksari, 4 Oknum TNI Juga Diskors Terkait Ucapan Rasis ke Mahasiswa Papua
Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
SERAMBINEWS.COM – Kerusuhan di Papua diduga berawal dari isu rarisme yang terjadi di daerah Jawa Timur yang menimpa mahasiswa asal Papua.
Isu rasisme tersebut tersebar luas melalui sosial media dan membuat masyarakat Papua tersinggung.
Aksi massa pun pecah di beberapa kota di Papua dan berujung dengan kerusuhan.
Dikutip dari Sripoku.com, Sabtu (24/8/2019), rekaman video yang berisi tentang dugaan awal mula ucapan rasis beredar.
Berdasarkan video yang beredar, ucapan rasis diduga diucapkan pertama kali oleh oknum anggota TNI di asrama mahasiswa Papua di Surabaya pada 16 Agustus 2019.
Oknum TNI tersebut datang bersama rombongan pejabat kecamatan, koramil, dan Polsekta Tambaksari.
Mereka datang setelah beredar foto tiang bendera yang dipasang di depan asrama bengkok hingga menyentuh got.
Baca: Temui Kakanwil Kemenag Aceh, Walkot Subulussalam Minta Kuota Beasiswa Dayah ke Timteng
Baca: Anda Mengetahui Adanya Aktivitas Money Changer Ilegal, Segera Hubungi BI atau Call Center ke 131
Pimpinan rukun warga menyebut foto kondisi tiang dan bendera menyebar di grup Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Pacar Keling, Tambaksari.
Dorlince Iyowau, perwakilan mahasiswa Papua di Surabaya berkata "Kami tidak tahu-menahu soal bendera yang jatuh di got itu."
"Kami tahu ketika TNI datang dobrak-dobrak tanpa pendekatan hukum, yang langsung main hakim sendiri dengan Satpol PP dan ormas reaksioner."
"Jadi sekali lagi kami tidak tahu soal kejadian bendera yang jatuh dan kami tidak pernah membuang bendera yang mereka maksud itu ke got," kata Dorlince.
Sementara, pimpinan RW di kawasan asrama Kamasan juga tak mengetahui pelaku perusakan tiang bendera.
"Kondisi bendera itu kami tahu dari grup WhatsApp. Saya tidak melihat dengan mata sendiri. Tapi yang semua yang melihat pasti emosi," ujarnya.
