Berita Bireuen

Masih ada 36 Penderita Kaki Gajah Kronis di Bireuen, Ini Penyebabnya

Hingga saat ini masih ada 36 orang penderita kaki gajah (filariasis) kronis di Bireuen, jumlah tersebut diperkirakan bertambah apabila tidak ....

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Jalimin
For Serambinews.com
Kadiskes Bireuen, dr Amir Addani M Kes memaparkan data penderita kaki gajah dan program penanganannya. 

Masih ada 36 Penderita Kaki Gajah Kronis di Bireuen, Ini Penyebabnya

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Hingga saat ini masih ada 36 orang penderita kaki gajah (filariasis) kronis di Bireuen, jumlah tersebut diperkirakan bertambah apabila tidak diantisipasi dengan baik diantaranya dengan meminum obat pencegahan penyakit tersebut.

Hal itu disampaikan Kadiskes Bireuen, dr Amir Addani MKes kepada Serambinews, Kamis (29/08/2019) usai rapat koordinasi dengan berbagai pihak di dinas itu untuk melaksanakan program pencegahan penyakit tersebut.

Disebutkan, hingga Agustus 2019 temuan tim medis masih ada 36 orang lagi penderita kaki gajah kroniis Diperkirakan, jumlah penderita lebih banyak lagi karena ada penderita yang belum terdeteksi petugas atau enggan mendatangi rumah sakit atau Puskesmas.

Dari 36 kasus katanya paling banyak di Puskesmas Peusangan Selatan delapan orang, kemudian disusul Kota Juang dan Peusangan Siblah Krueng masing-masing lima kasus, Jeumpa (4), Gandapura (3).

Sedangkan di Kecamatan Peulimbang dan Peudada masing-masing dua kasus, terakhir Samalanga, Simpang Mamplam, Pandrah, Juli, Peusangan, Cot Ijue, Kutablang masing-masing satu kasus. Sedangkan di wilayah Puskesmas Jeunieb, Juli, Kuala, Jangka dan Kecamatan Makmur belum ditemukan kasus.

Pertemuan koordinasi, kata Kadiskes Bireuen,  sebagai langkah awal untuk rencana kegiatan pemberian obat secara massal kepada masyarakat yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat merupakan tahun kelima pencegahan penyakit kaki gajah.

Kasus Bawang Selundupan, Penyidik Bea Cukai Tetapkan 3 Tersangka Awak Kapal

Asrama Mahasiswa Woyla Aceh Barat Terbakar, Hendra Hanya Dapat Selamatkan Sepmor dan Laptop

Danau Bungara Jadi Lokasi Kegiatan Tingkat Kabupaten Aceh Singkil

Kadiskes menyebutkan, pemerintah sudah memiliki program Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) filariasis di daerah-daerah endemi, obat yang digunakan adalah Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dikombinasikan dengan Albendazole

Disebutkan, apabila diminum sampai tuntas akan membuat tubuh kebal terhadap penularan penyakit kaki gajah.

“Jadi harapannya tidak sampai putus di tengah jalan karena pemerintah sudah menyediakannya secara
gratis,” ujarnya.

Gejala dan Munculnya Penyakit Kaki Gajah

Munculnya penyakit kaki gajah prosesnya sangat sederhana dan alami, penyakit tersebut menular lewat gigitan nyamuk. Disebutkan, satu ekor nyamuk yang sudah pernah menggigit oang yang darahnya mengandung
mikrofilaria atau penderita kaki gajah, lalu nyamuk tersebut menggigit orang lain.

“Orang yang digigit nyamuk tersebut akan terkena penyakit tersebut dan muncul dalam rentang waktu satu atau dua tahun ke depan. Bahkan, ada kasus yang muncul enam bulan setelah digigit nyamuk pembawa kuman
tersebut,” ujar Kadiskes Bireuen, Dr Amir Addani M Kes kepada Serambinews.com, Kamis (29/08/2019).

700 Mahasiswa Umuslim, Peusangan, Bireuen Ikut Moska, Maksudnya pun Dipertegas

Mahasiswa Minta Emas 38 Kg di Tugu Monas Dikembalikan ke Aceh, Ini Alasannya

Boat Nelayan Abdya Kandas di Perairan Ujung Lahondi Gunung Sitoli

Gejala awal terserang penyakit, kata dr Amir, biasanya dimulai dengan demam sampai lima hari. Demam gejala kaki gajah jika pasien istirahat demamnya reda, namun jika pasien bekerja berat demam muncul lagi dan suatu waktu akan terlihat kenyatannya yaitu pembengkakan di kaki.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved