Destinasi Wisata

Menjajal Arung Jeram Lae Kombih, Obyek Wisata Alam di Subulussalam

Objek wisata arung jeram yang sangat potensial di Subulussalam terdapat tiga lokasi, yakni Sungai (Lae) Kombih, Lae Sarkea dan Penuntungan.

Penulis: Khalidin | Editor: Taufik Hidayat
Dok: Safi’i Berutu
PARA wisatawan adventure saat menguji nyali dengan bermain arung jeram di Lae Kombih, Desa Jontor-Sikelang, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam. 

Sungai Sarkea atau Wisata Alam Indah di Desa Namo Buaya yang kini dirintis menjadi obyek wisata pemandian alam dan sangat potensi petualangan arung jeram.

Potensi lainnya, hutan cagar alam di sepanjang Lae Ikan (kedabuhen), Kecamatan Penanggalan.

Kawasan ini sangat potensial untuk dikembangkan apalagi letaknya yang sangat strategis dan dengan mudah menjadi persinggahan bagi para pelancong atau wisatawan yang melewati kawasan tersebut.

Apalagi bila di sana dibangun taman-taman, tentu keberadaan sungai di bawah jalan itu akan menambah daya tarik warga untuk sekedar duduk-duduk di alam terbuka tersebut.

Baca: VIRAL Kisah Horor KKN di Desa Penari, Lokasinya Jadi Perdebatan, Ini Faktanya

Baca: Masih ada 36 Penderita Kaki Gajah Kronis di Bireuen, Ini Penyebabnya

Baca: Polres Aceh Barat Gelar Operasi Patuh Rencong, Ini Pelanggaran yang Ditertibkan

Subulussalam juga mempunyai obyek wisata ziarah yang menarik. Misalnya, makam Syekh Hamzah Fansury yang terletak di Desa Oboh, Kecamatan Runding.

Bagi masyarakat Subulussalam khususnya, mereka tidak dapat meninggalkan aktivitas ritual karena bagian dari tradisi. Kedatangan mereka dianggap sebagai menunaikan nazar.

Pengunjung pemakaman itu selalu ramai terutama menjelang hari-hari besar Islam. Tidak hanya dari warga setempat, pengunjung juga berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.

Sayangnya, kendala utama para penziarah belum tersedianya sarana jalan menuju lokasi makam kecuali lewat sungai.

Saat ini pengelolaan wisata alam ditekuni Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kota Subulussalam dan Forum Pemuda Kecamatan Penanggalan (FORDAKEP) yakni, kelompok pemuda setempat yang selama ini telah mereka kelola dengan swadaya sendiri.

Syafi'i Berutu (25) salah seorang pemandu arung jeram dari kelompok pemuda FORDAKEP menyebutkan bahwa objek wisata yang menguji adrenalin itu sudah mulai dikenal.

Hal itu dibuktikan dengan berdatangannya para wisatawan pecinta adventure dari berbagai kota di luar daerah bahkan hingga didatangi wisatawan mancanegara.

Syafi'i bersama sejumlah pemuda lainnya pun menggeluti kegiatan arung jeram selama beberapa tahun terakhir sebagai menambah pendapatan.

Mereka kini memiliki empat unit perahu karet yang disewakan. Perahu  berkapasitas delapan orang ini disewakan Safi’i dan rekannya sebesar Rp 150 ribu per orang setiap bermain.

Dikatakan, uang sebesar Rp 150 ribu itu merupakan biaya transportasi menuju lokasi hingga konsumsi wisatawan.

Selain arung jeram, Safi’i dan para pemuda disana juga menyediakan paket rafting lainnya bagi traveler, seperti kayaking, liveaboard diving dan river tubing.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved