Berita Bireuen
Dua Rumah Sewa di Pulo Ara Bireuen Terbakar, Sembilan Jiwa Harus Mengungsi
Berdasarkan laporan anggota Tagana Bireuen, rumah tersebut milik Muktar, warga setempat.
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Mursal Ismail
Berdasarkan laporan anggota Tagana Bireuen, rumah tersebut milik Muktar, warga setempat.
Dua Rumah Sewa di Pulo Ara Bireuen Terbakar, Sembilan Jiwa Harus Mengungsi
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Dua rumah sewa berkontruksi kayu di Desa Pulo Ara, Kecamatan
Kota Juang, Bireuen ludes terbakar sekitar pukul 20.30 WIB, Senin (2/9/2019).
Sumber api belum diketahui. Sembilan jiwa jiwa yang selama ini menyewa rumah tersebut kehilangan tempat tinggal, sehingga harus mengungsi ke rumah tetangga.
Kadis Sosial Bireuen, Drs Murdani, kepada Serambinews.com, Senin (2/9/2019) malam mengatakan berdasarkan laporan anggota Tagana Bireuen, rumah tersebut milik Muktar, warga setempat.
Selama ini, ia menyewakan rumah tersebut kepada Hidayat (40) yang ditempati bersama istri dan tiga anaknya.
Sedangkan satu lagi disewakan kepada Mursalin (45) yang juga ditempati bersama istri dan dua anaknya.
Saat kebakaran, Hidayat tidak di rumah, namun istri dan anak-anaknya ada.
Baca: Selama Operasi Patuh Rencong di Lhokseumawe, Ini Jumlah Kendaraan Ditilang dan Pelanggarannya
Baca: Peringatan Hardikda di Aceh Besar Berlangsung Meriah, Ini Harapan Bupati Mawardi Ali
Baca: Diduga Terlibat Judi Togel, Polres Pidie Ringkus Pria di Pasar Ikan, Ini Uang yang Diamankan

Begitu juga Mursalin, ia tidak ada dirumah. Istrinya juga demikian karena sedang jualan, kecuali anak-anak mereka.
Saat kebakaran yang sumber apinya belum diketahui itu, semua penghuni rumah keluar dan minta pertolongan warga.
Puluhan warga segera membantu memadamkan api serta menghubungi Damkar Bireuen.
Beberapa saat kemudian Damkar tiba di lokasi, namun dua rumah kontruksi kayu tersebut sudah ludes terbakar dan tidak ada yang dapat diselamatkan, kecuali pakaian di badan.
Sembilan jiwa dari dua kepala keluarga kehilangan tempat tinggal, sehingga mereka harus mengungsi ke rumah tetangga. (*)