Kiprah Benny Wenda Tokoh Separatis Papua di Forum Internasional, Diburu Interpol
Nama Benny Wenda, tokoh separatis Papua, menjadi perbincangan setelah disebut sebagai dalang kerusuhan yang terjadi di Papua maupun Papua Barat.
3. Diburu Interpol
Pada 2011, Indonesia memasukkan nama Benny Wenda ke dalam daftar merah Interpol yang bertujuan menangkap dan mengekstradisi pria berusia 45 tahun itu.
Namun daftar itu dicabut di 2012 setelah LSM Inggris, Fair Trials Internasional, berkampanye.
Interpol menganggap tuduhannya sarat akan muatan politik.
Direktur eksekutif Fair Trials Internasional, Jago, Russell, menyebut Indonesia menggunakan Interpol sebagai alat untuk mengancam kampanye damai Benny.
4. Tampil di Forum Kepulauan Pasifik
Jakarta kembali dibuat meradang setelah Benny Wenda masuk sebagai perwakilan dari delegasi Vanuatu yang mengikuti Forum Kepulauan Pasifik (PIF) di Tuvalu, 13-16 Agustus lalu.
Benny berkampanye supaya Sidang Umum PBB tahun depan mempertimbangkan Undang-undang Kebebasan Memilih 1969 yang dia anggap sebagai kontroversial.
Juru bicara pemerintah Indonesia menuturkan, mereka di Jakarta "sangat tidak senang" karena Papua Barat masuk sebagai agenda pembahasan PIF di Tuvalu.
Dilansir The Guardian, juru bicara itu menerangkan masalah Papua dan Papua Barat merupakan urusan internal Indonesia, dan memperingatkan negara lain tak ikut campur.
"Tidak ada negara, organisasi, maupun individual yang berhak mencampuri urusan negara lain. Kami mengecam segala bentuk intervensi dalam bentuk apa pun," katanya.
Moeldoko Sebut Benny Wenda Dalangi Kerusuhan Papua
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko menyebut bahwa tokoh separatis Papua, Benny Wenda, mendalangi kerusuhan di Papua dan Papua Barat.
"Ya jelas toh. Jelas Benny Wenda itu. Dia mobilisasi diplomatik, mobilisasi informasi yang missed, yang enggak benar. Itu yang dia lakukan di Australia, di Inggris," ujar Moeldoko di kantornya, Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (2/9/2019).
Ia menilai apa yang dilakukan Benny Wenda merupakan strategi politik.