Kiprah Benny Wenda Tokoh Separatis Papua di Forum Internasional, Diburu Interpol

Nama Benny Wenda, tokoh separatis Papua, menjadi perbincangan setelah disebut sebagai dalang kerusuhan yang terjadi di Papua maupun Papua Barat.

Editor: Faisal Zamzami
RNZI/Korol Hawkins
Tokoh separatisme Papua, Benny Wenda 

SERAMBINEWS.COM - Nama Benny Wenda, tokoh separatis Papua, menjadi perbincangan setelah disebut sebagai dalang kerusuhan yang terjadi di Papua maupun Papua Barat.

Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko di kantornya di Jakarta mengatakan, Benny melakukan mobilisasi diplomatik hingga menyebarkan informasi yang sesat.

Dikenal sebagai tokoh separatis, Benny Wenda menjabat sebagai Pergerakan Pembebasan Gabungan Papua Barat (ULMWP), dan saat ini diketahui tinggal di Oxford, Inggris.

1. Karir Politik di Dewan Koteka

Karir politik Benny dimulai ketika dia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Demmak (Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka) dengan gol melindungi nilai dan kepercayaan masyarakat Dataran Tinggi Timur.

Sebagai Sekjen Demmak, Benny mewakili dewan adat, dan mendukung negosiasi Presidium Dewan Papua (PDP) untuk menyalurkan apa yang mereka anggap aspirasi warga Papua kepada Indonesia.

Menggunakan jabatannya sebagai Sekjen Demmak, Benny menyuarakan kemerdekaan Papua, menolak otonomi khusus, menolak kompromi dengan pemerintah Indonesia, namun mendukung PDP.

2. Memulai Kiprah di Dunia Internasional

Benny Wenda mengatakan kepada pers, petisi itu telah ditandatangani dari rumah ke rumah dan dari desa ke desa. (Reuters/Tom Miles)
Benny Wenda mengatakan kepada pers, petisi itu telah ditandatangani dari rumah ke rumah dan dari desa ke desa. (Reuters/Tom Miles) 

Sempat disidang pada 2002 karena dianggap mengorganisasi massa menyerang kantor polisi dan membakar toko di Abepura dua tahun sebelumnya, Benny Wenda kabur pada Oktober 2002.

Dibantu aktivis lainnya, Benny mengungsi di Papua Nugini.

Kemudian atas campur tangan sebuah LSM Eropa, dia kabur ke Inggris di mana dia mendapat suaka politik.

Pada Februari 2013, dia memulai "Tur Kebebasan" di Amerika Serikat (AS), Selandia Baru, Papua Nugini, dan Vanuatu dengan tujuan meningkatkan isu determinasi diri.

Di Selandia Baru, dia sempat dilarang berpidato di parlemen dengan kelompok oposisi menuduh pemerintah lokal tidak ingin mengecewakan Indonesia yang merupakan mitra dagang utama.

Pada Mei 2013, tokoh separatis Papua Barat itu berbicara di Gedung Opera Sydney, Australia, dalam acara TED yang dikabarkan menuai standing ovation dari 2.500 hadirin.

Kabar itu memantik kecaman dari Jakarta, yang segera mengirimkan nota protes kepada pemerintah Indonesia beberapa jam setelah Benny Wenda naik panggung.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved