Berita Singkil
Begini Kisah Pencari Pucuk Nipah di Sarang Buaya
Sabetan golok dalam genggaman tangan kiri perempuan paruh baya itu, bergerak cepat menebas daun nipah muda terpisah dari pelepahnya.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Taufik Hidayat
Singkil Lama dikenal sebagai sarang buaya. “Kalau buaya cuman terlihat saat melintas di sungai saja. Kalau ketemu langsung saat mengambil nipah mudah-mudahan jangan,” ujar Suwardi.
Bukan hanya berotot kuat, mencari nipah di hutan rawa butuh nyali. Di lokasi kerap bertemu ular, tawon serta binatang berbahaya lainnya. Belum lagi bagian dari nipah ada yang tajam seperti silet. Kalau tidak hati-hati bisa melukai tangan.
Nipah diangkut menggunakan perahu. Suwardi bekerjada berdua bersama tetangganya.
Seharian Suwardi dan temannya bisa mengumpulkan hasil cincangan daun nipah muda sekitar 500 kilogram. Setelah dipotong ongkos cincang maka mengantongi kira-kira Rp 250 ribu.
Penghasilan itu dibagi dua setelah dipotong biaya bahan bakar perahu. “Berat, tapi tidak ada kerjaan lain,” kata Suwardi.
Hari sudah beranjak malam, Suwardi masih harus memindahkan tumpukan pelepah nipah muda dari perahu ke daratan. Agar esok kaum perempuan bisa bekerja menyincangnya.(*)
Baca: Polisi Tangkap 53 Suporter PSIM Yogyakarta, Rusuh Usai Dikalahkan Persik, Ini Fasilitas yang Dirusak
Baca: Baitul Mal Bireuen Salur Zakat untuk 555 Warga Miskin di Lima Kecamatan
Baca: Daftar Lengkap Transfer Pemain Liga Italia Musim Panas 2019, Ribery Jadi Rival Cristiano Ronaldo
Baca: Polisi Tangkap 53 Suporter PSIM Yogyakarta, Rusuh Usai Dikalahkan Persik, Ini Fasilitas yang Dirusak
Baca: Gerindra Bentuk Fraksi di DPRK Lhokseumawe, Ini Partai yang Merapat dan Alasannya
Baca: Karang Taruna dan Bank Aceh Gelar Aceh Digital Marketing Days Workshop