Ungkap Penyebab BPJS Defisit Rp28 T, Fahri Hamzah: Sri Mulyani Pikirannya Pendek

Sri Mulyani menjelaskan, jika jumlah iuran tidak dinaikkan, defisit BPJS Kesehatan yang tadinya Rp28,3 triliun bisa terus bertambah.

Editor: Amirullah
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/11/2017)(Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim) 

Ungkap Penyebab BPJS Defisit Rp28 T, Fahri Hamzah: Sri Mulyani Pikirannya Pendek

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H

SERAMBINEWS.COM - Iuran peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan akan Dinaikkan 100%.

Usulan itu disampaikan Kementerian Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Artinya, peserta JKN kelas I yang tadinya hanya membayar Rp 80.000 per bulan harus membayar sebesar Rp 160.000.

Sementara, peserta kelas mandiri III dinaikkan Rp 16.500 dari Rp 25.500 per bulan menjadi Rp42 ribu per peserta.

Sri Mulyani menjelaskan, jika jumlah iuran tidak dinaikkan, defisit BPJS Kesehatan yang tadinya Rp28,3 triliun bisa terus bertambah.

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah memberikan tanggapan terkait saran Sri Mulyani itu.

Mulanya Fahri Hamzah membeberkan kesalahan BPJS hingga dapat menimbulkan defisit hingga puluhan triliun.

Fahri Hamzah menilai BPJS tak dapat memprediksi secara pasti berapa jumlah penerima bantuan kesehatan di seluruh Indonesia.

Ia mengatakan komisi sembilan DPR RI menduga ada kelebihan penerima bantuan kesehatan sebanyak 27.4 juta.

Baca: Harga Emas Bergerak Naik Hari Ini, Berikut Harga Lengkapnya

Baca: SMAN 1 Tapaktuan Aceh Selatan Meriahkan 1 Muharram 1441 Hijriah, Ini Kegiatan Mereka Tampilkan

"Jadi sebenarnya BPJS itu ada ketidakmampuan memprediksi, sebenarnya penerima bantuan BPJS itu seberapa banyak," ucap Fahri Hamzah, dikutip TribunJakarta.com dari TV One, pada Selasa (3/8/2019).

"Komisi 9 menduga itu ada kelibihan 27,4 juta, jadi ini sumbernya dari mana? karena ketidak jelasan database," tambahnya.

Fahri Hamzah menjelaskan karena jumlah penerima bantuan kesehatan tak diketahui jumlahnya, sehingga BPJS tak mampu memprediksi besaran dana yang akan digunakan.

Hal tersebut menurut Fahri Hamzah yang membuat BPJS mengalami defisit hingga Rp28,3 triliun.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved