Aksi Cepat Tanggap
Demi Obati Penyakit Komplikasi Anaknya, Janda Nursiah Harus Jual Rumah
ia rela rumah peninggalan almarhum suaminya, Mahdian dijual, demi membiayai pengobatan putrinya
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Nursiah (48) memiliki tekad yang kuat dalam menyembuhkan buah hatinya, Syakila Sorayya (8), yang mengalami komplikasi penyakit.
Sehingga ia rela rumah peninggalan almarhum suaminya, Mahdian dijual, demi membiayai pengobatan putrinya.
Padahal selama ini rumah itu mejadi harta satu-satunya dan tempat mereka berteduh.
Rumah itu sudah dijual pada 2014 lalu, hasilnya sudah digunakan untuk biaya berobat.
Dengan mata berkaca-kaca, janda Nursiah menceritakan kondisi Syakila Sorayya kepada tim Kantor Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh di Banda Aceh.
Baca: Relawan Aksi Cepat Tanggap Simeulue Salur Bantuan Untuk Penderita Gizi Buruk
Nursiah merupakan perempuan asal Jalan Tando Lorong 5 Mon Geudong, Banda Sakti, Lhokseumawe.
Dalam rilis yang dikirim Humas ACT Aceh, Zulfurqan kepada Serambinews.com, Nursiah menceritakan, dirinya terpapar virus rubela saat mengandung Syakila.
Saat itu kandungan masih berusia dua bulan. Sehingga berdampak pada kondisi kesehatan Syakila setelah lahir.
Seiring tumbuh kembangnya, kondisi Syakila semakin tidak membaik. Syakila divonis menderita kebocoran jantung 7 milimeter.
Akibatnya asupan oksigen otaknya minim sehingga berdampak pada gangguan pendengaran dan penglihatan.
Tenggorokannya pun terganggu mengakibatkanya dirinya kesulitan menelan makanan.
Baca: Klarifikasi Direktur RSU Muyang Kute Terkait Keluarga Pasien Tampung Air Hujan yang Viral di Medsos
Setiap hari Nursiah menghaluskan makanan dan disuap ke Syakila menggunakan selang hingga usia Syakila 2 tahun.
“Kondisi Syakila harus dijaga kondisi agar tidak terjatuh, demamnya bisa kumat,” ucap Nursiah.
Kata Nursiah, beragam penyakit yang dialami Syakila membuatnya sulit berkomunikasi.
Bahkan, katanya, anaknya pernah diberikan obat sakit jiwa oleh seorang dokter.
“Anak saya tidak gila, cuma kita tidak bisa memahami caranya berkomunikasi.
Baca: PNA Aceh Tamiang Tanggapi Polemik Partai Itu, Begini Sikap Politik Mereka
Anak saya mengalami sakit berkepanjangan di tenggorokan, pendengarannya mengalami gangguan, penglihatan sebelah matanya terganggu.
Dia ingin berkomunikasi tapi dengan caranya,” terang Nursiah sambil menunjukkan sejumlah dokumen pengobatan sejak anaknya usia bulanan.
Nursiah sudah membawa anaknya berobat dari rumah sakit di Lhokseumawe, Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh, Rumah Sakit Khusus Mata Sumatera Utara, hingga bolak-balik rumah sakit Secindu di Bandung.
Syakila sudah menjalani operasi katarak serta empat kali operasi penanaman lensa.
Baca: Ini Para Pejabat BUMN yang Dijerat KPK, Angka Korupsi dan Suap Hingga Puluhan Miliar
Belianya usia Syakila membuatnya harus dioperasi berulang kali karena kataraknya belum matang.
“Belakangan ini jantungnya kumat, dia sesak dan demam,” lanjut Nursiah.
Meskipun memiliki kekurangan, Syakila tumbuh sebagai anak ceria.
SLB Negeri Aneuk Nanggroe, Lhokseumawe, menjadi pilihan tempat Syakila belajar dengan anak-anak lainnya.
Ibunya setiap hari mengantar dan menjemput Syakila menggunakan sepeda motor yang belum lunas dikredit.
Baca: Bekas Mobil Bupati Abdya Dilelang, Ini Prediksi Harga
Gaji Nursiah sebagai pegawai negeri di Kantor Satpol PP/WH Lhokseumawe disisihkan membayar kredit dan berobat hingga tersisa hanya Rp 500 ribu.
Ia juga berharap ada para dermawan mendukung kesembuhan anaknya agar bisa beraktifitas normal seperti anak-anak lain di usianya.
Bagi yang ingin mendukung kesembuhannya dapat melalui BNI Syariah 66 00011 008, Bank Syariah Mandiri 7089 7860 23, dan Bank Aceh Syariah 010 0193 000 9205 atas nama Aksi Cepat Tanggap, atau langsung menghubungi WhatsApp ACT Aceh di nomor 0822 8326 9008.
Saat ini uga tersedia link donasi melalui https://kitabisa.com/ campaign/dukungsyakila. (*)