Berita Bireuen

Korban Angin Kencang di Bireuen: Semalam Kami tak Bisa Tidur

Rumah Baktiar berat setelah tertimpa pohon mangga saat angin kencang melanda kawasan itu, Rabu (4/9/2019) lalu.

SERAMBINEWS.COM/YUSMANDIN IDRIS
Rumah Baktiar di Desa Lapang Barat, Gandapura Bireuen rusak berat tertimpa pohon mangga saat angin kencang dan hujan deras yang terjadi Rabu (4/9/2019). 

Korban Angin Kencang di Bireuen: Semalam Kami tak Bisa Tidur

Laporan Yusmandin Idris | Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Baktiar (40), warga Desa Lapang Barat, Gandapura Bireuen, korban angin puting beliung kini tak bisa tidur jika terjadi angin dan turun hujan.

Rumahnya rusak berat setelah tertimpa pohon mangga saat angin kencang melanda kawasan itu, Rabu (4/9/2019) lalu.

Masalahnya kata Baktiar kepada Serambinews.com, Sabtu (7/9/2019), dapur sebagai tempat berteduh sementara bersama istri dan anak-anaknya juga rusak dan atap bocor.

Sehingga tidak bisa tidur apabila hujan dan angin, sedangkan rumah utama kontruksi kayu tidak bisa ditempati lagi karena rusak parah.

Rumah kontruksi kayu yang dibangun belasan tahun lalu berdekatan dengan M Nur Ibrahim (49) bagian atas patah, dinding juga ikut patah saat musibah terjadi.

Amatan Serambinews.com, rumah dapur di bagian belakang dijadikan tempat tidur sementara, namun belum diketahui kapan akan mampu dibangun baru.

Baca: Ayah Setubuhi Anak Tiri, Ibu Kandung Beri Restu Bahkan Dilakukan Bertiga di Kasur

Baca: Ini Identitas Pelaku Pencurian dengan Membobol Mobil, Diburu di Takengon Tertangkap di Meulaboh

Baca: Bukan di Bireuen, Ini Kata Tiyong Tentang Jadwal dan Lokasi Kongres Luar Biasa PNA

Dua hari lalu katanya, Camat Gandapura, Ibrahim SSos melihat rumahnya yang hancur.

Camat mengaku akan menugusulkan ke kabupaten untuk dibangun lain.

Namun camat belum bisa memastikan memperoleh bantuan.

Baktiar mengatakan, ke perangkat desa juga sudah disampaikan. Kemungkinan dibantun, namun terbatas.

Baktiar mengatakan, berharap adanya bantuan rumah sebagai tempat berteduh secara permanen, karena tidur di dapur yang ruangan sempit saat hujan dan angin tidak bisa tidur.

“Seperti semalam hujan dan angin, kami semua tidak bisa tidur basah kena hujan,” ujarnya.

Baktiar menempati rumah itu bersama istrinya bernama Nurlita (33) dan dua anaknya yaitu Fajar (11) dan Aura (6).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved