Berita Palestina
Utusan AS untuk Timur Tengah Mengundurkan Diri, Hamas: Ini Bukti Baru Kegagalan Kesepakatan Abad Ini
"Utusan A.S. itu terkenal memusuhi orang-orang kami, dan kami tidak menyesal atas pengunduran dirinya," kata Qabha.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
"Utusan A.S. itu terkenal memusuhi orang-orang kami, dan kami tidak menyesal atas pengunduran dirinya," kata Qabha.
SERAMBINEWS.COM, GAZA – Organisasi perlawanan Palestina Hamas menanggapi pengunduran diri utusan khusus Washington untuk Timur Tengah, Jason Greenblatt.
Wasfi Qabha, seorang anggota terkemuka Hamas, Jumat (7/9/2019) mengatakan, pengunduran diri Jason Greenblatt ini adalah bukti baru ‘kegagalan’ dari rencana perdamaian AS yang telah lama tertunda untuk Israel dan Palestina.
"Ini bukti baru dari kegagalan ‘Kesepakatan Abad Ini’ dan indikasi kebingungan pemerintah AS dalam opsi-opsinya tentang masalah Palestina," kata Wasfi Qabha, dikutip Serambinews.com dari Kantor Berita Turki Anadolu Agency.
Pada hari Kamis, Presiden AS Donald Trump mengumumkan Jason Greenblatt akan meninggalkan jabatannya.
Trump mengatakan, Greenblatt akan tetap dalam perannya sampai rencana perdamaian AS untuk Israel dan Palestina diumumkan.
Rencananya, nota perdamaian yang diberinama “Kesepakatan Abad Ini” akan dirilis setelah pemilihan Israel dijadwalkan 17 September.
"Utusan A.S. itu terkenal memusuhi orang-orang kami, dan kami tidak menyesal atas pengunduran dirinya," kata Qabha.
Ia pun menyerukan pengakuan penuh atas hak-hak Palestina.
Baca: PM Israel Benjamin Netanyahu Berkunjung ke Hebron di Tepi Barat Palestina, Pertama Sejak 1998
Baca: Pasukan Israel Lancarkan Serangan Malam ke Tepi Barat, Tahan 12 Warga Palestina
Kesepakatan Abad Ini
Pada bulan Mei 2019, sebuah surat kabar Israel menerbitkan sebuah dokumen yang diedarkan antara para pejabat di Kementerian Luar Negeri Israel.
Dokumen tersebut merincikan unsur-unsur rencana perdamaian saluran belakang AS yang dikenal sebagai "Kesepakatan Abad Ini".
Tidak ada otoritas Amerika, Israel, atau Palestina yang mengonfirmasi dokumen bocor yang diterbitkan oleh Israel Hayom, media yang dekat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Menurut harian Israel, rencana tersebut mencakup poin-poin utama berikut:
1. Kesepakatan