Polemik Pantai Mantak Tari
Ratusan Massa Didominasi Ibu-ibu Bakar Kios di Objek Wisata Mantak Tari Pidie
Massa yang dominan kaum ibu juga membakar belasan kios yang dibangun di pinggir laut Mantak Tari
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Muhammad Nazar I Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Ratusan warga dari Kecamatan Simpang Tiga, Pidie, Minggu (8/9/2019) sekitar pukul 06.00 WIB, merusak kios di objek wisata Mantak Tari kecamatan tersebut.
Massa yang dominan kaum ibu juga membakar belasan kios yang dibangun di pinggir laut Mantak Tari.
Kios yang dibangun dari bambu beratap rumbia dan sebagian beratap seng persisnya di bawah pohon cemara.
Pantauan Serambinews.com, Minggu (8/9/2019) saat ini massa telah bubar di objek wisata Mantak Tari.
Massa juga merusak tulisan nama pantai Mantak Tari yang dibangun tahun 2018, dengan anggaran APBA.
Baca: Ratusan Prajurit TNI dari Aceh Diterbangkan ke Afrika Tengah, Ini Misi yang Diemban
Hanya puluhan personel polisi berbaju dinas dan preman masih bertahan di lokasi kejadian.
Puing-puing kios sisa dibakar dan dirusak masih berserakan di lokasi objek wisata Mantak Tari.
Aksi Emak-emak sebelumnya
Sebelumnya ratusan kaum ibu dari lima gampong di Kecamatan Simpang Tiga, Pidie, Minggu (28/7/2019) sekitar pukul 07 00 WIB, menutup pantai Mantak Tari.
Baca: Kalah di Pileg, Seorang Pria di Aceh Utara Calonkan Diri jadi Keuchik, Ini Hasilnya
Emak-emak itu berasal dari Gampong Kupula, Meunasah Lhee, Mantak Raya, Lampoh Awe dan Pulo Gajah Mate.
Akses jalan ditutup menuju lokasi pantai Mantak Tari, emak-emak mendirikan tenda di dua lokasi.
Sehingga pengunjung yang datang, langsung dihentikan emak-emak.
Para pengunjung pun langsung balik arah, pulang.
Pantai Mantak Tari ramai dikunjungi warga, terutama di hari minggu.
Para pengunjung itu terdiri atas kaula muda maupun mereka yang memboyong keluarga ke pantai tersebut.
Baca: Waspadai Bahaya Cuaca Panas Bagi Kesehatan, Ini Tips Yang Bisa Dilakukan
Selain karena pantainya yang indah, Mantak Tari juga terkenal dengan pasir hitam yang berkhasiat bisa menyembuhkan penyakit lumpuh.
Nurhayati (39) warga Gampong Kupula yang ditemui Serambinews.com, Minggu (28/7/2019) mengatakan, emak-emak dari lima gampong menutup pantai Mantak Tari sejak pagi.
Dua tenda didirikan di jalan akses masuk menuju pantai.
"Sebenarnya larangan pengunjung ke pantai ini telah dilancarkan satu minggu lalu. Tapi, dua tenda ini kami pasang, Minggu (28/7/2019) pagi," ujar Nurhayati.
Ia menjelaskan, pemasangan tenda tersebut merupakan inisiatif dari kaum ibu, untuk pelarang warga yang berkunjung ke pantai.
"Di sini tidak ada ketua maupun koordinator, kami bergerak atas inisiatif semua," sebutnya.
Baca: Beri Rasa Aman, Polisi Patroli di Pantai Mantak Tari, Aksi Blokade Masih Berlanjut
Ia menambahkan, alasan menutup Mantak Tari karena sering terjadi maksiat.
Kaum ibu akan melarang pengunjung sampai adanya qanun yang mengatur bagi pengelolaan tempat rekreasi tersebut.
Halau Pulang Pengunjung
Sebelumnya Warga Kecamatan Simpang Tiga masih memblokir akses jalan menuju objek wisata Mantak Tari, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie.
Pemblokiran jalan menuju objek wisata masih dilakukan kaum wanita.
Sejumlah wanita meminta pengunjung pulang yang datang ke objek wisata tersebut.
Pantauan Serambinews.com, Senin (12/8/2019), sejumlah wanita didominasi mak-mak duduk di tembok Mantak Tari.
Baca: VIDEO - Warga yang Berjualan di Pantai Mantak Tari Datangi Disparbudpora Pidie
Sejumlah sepeda motor diparkir di tengah jalan.
Setiap pengunjung yang datang menggunakan roda dua maupun roda empat mereka halau.
"Maaf objek Mantak Tari kami tutup, di Mantak Tari itu sering terjadi maksiat. Kami takut maksiat yang akan mengundang bencana," kata salah seorang berbadan gempal saat ditanya Serambinews.com, Senin (12/8/2019).
Kadisparbudpora Pidie, Apriadi SSos, kepada Serambinews.com, Senin (12/8/2019) mengatakan, pihak dinas belum menggelar rapat dengan dengan tokoh masyarakat Simpang Tiga, guna menyelesaikan persoalan objek wisata Mantak Tari.
Baca: VIDEO - Aduen Jelas Meriahkan Asmasda Haji Uma di Pesantren Bustanul Sa’adah
Karena, menurutnya, Camat Simpang Tiga harus melaporkan persoalan tersebut kepada bupati.
"Pak Camat telah melaporkan kepada dinas, seharusnya camat melaporkan juga kepada Pak Bupati. Walau pun nantinya Pak Bupati akan memanggil Disparbudpora," jelasnya.
Ia menyebutkan, camat melaporkan persoalan itu kepada bupati, sebab masalah Pantai Mantak Tari terjadi di dalam kawasanya.
Baca: Kisah 2 Lansia Tinggal Serumah Dengan Kambing, Tapi Bukan Kambing Mereka, Tak Ada Bantuan Pemerintah
Rp 5 Miliar Terancam
Lokasi wisata Pantai Mantak Tari, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie masih ditutup sejak dua pekan lalu hingga, Selasa (6/8/2019).
Kondisi itu tidak sepadan dengan rencana rehabilitasi kawasan wisata itu dari pemerintah pusat sebesar Rp 5 miliar pada tahun depan.
Keputusan masyarakat setempat juga menghalang masyarakat yang hendak berliburan setiap akhir pekan berwisata di pantai eksotik berpasir hitam.
Bahkan, rencana membenahi Pantai Wisata Mantak Tari pada 2020 dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) terancam gagal.
Padahal pusat telah respon dan memberi dana Rp 5 miliar untuk membenahi Pantai Mantak Tari itu.
"Kalau terus seperti ini, dikhawatirkan dana rehabilitasi Rp 5 miliar untuk Mantak Tari dari pemerintah pusat akan gagal,” ujar Syammi, SP, Kabid Pariwisata Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Pidie, Selasa (6/8/2019).
Baca: Pelukan Pertama Pasca 35 Tahun Bertengkar, Ustaz Felix: Orang Paling Saya Benci Itu Bersyahadat
Syammi menyebutkan fasilitas yang akan dibangun pada 2020 berupa agazebo (pondok) untuk pengunjung, kios kuliner serta cinderamata, sumber air bersih, gapura dan kamar ganti.
Dikatakan, proyek rehabilitasi telah ada dalam Detail Engineering Desaign (DED), termasuk dikuatkan dengan peraturan bupati (Perbup), kemudian rekomendasi dari tiga keuchik yakni Gampong Kupula, Lampoh Awee dan Mantak Raya.
"Ada lagi surat rekomendasi camat serta surat pembebasan lahan dari bupati. Nah, jika kondisi sekarang diketahui pusat, apa jadinya. Bisa jadi uang sudah disetujui dialihkan ke lokasi lain, " tutur Syammi.
Dia berharap, rencana musyawarah yang akan dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Adha dapat diwujudkan..
"Kita malu juga, sebab semua unsur administrasi telah beres, tinggal tunggu realisasi tapi sudah jadi begini, " katanya.
Dikatakan, dana itu bersumber dari DAK Kementerian Pariwisata RI, malahan pada 2019 telah dianggarkan untuk pembenahan Pantai Pelangi dengan nilai Rp 2, 4 miliar.(*)