Berita Bireuen
Begini Cerita Mawardi yang Bersedia Turun ke Buket Sudan Sebelumnya Tinggal Terisolir
“Sepintas tidak ada pendidikan sama sekali, dimana mereka sekolah dan hanya satu SD di Buket Sudan,” ujar Camat Peusangan Siblah Krueng, Armadi SHi
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Nur Nihayati
“Sepintas tidak ada pendidikan sama sekali, dimana mereka sekolah dan hanya satu SD di Buket Sudan,” ujar Camat Peusangan Siblah Krueng, Armadi SHi
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM- Mawardi bersama dua istrinya dan tujuh anaknya serta seorang adik Mawardi yang mengalami gangguan jiwa sejak dua tahun hasil pembicaraan sebelumnya bersedia turun.
Tujuannya menetap di dekat rumah warga lain di Buket Sudan, Peusangan Siblah Krueng.
Bersedianya turun agar anak-anak mereka dapat menempuh pendidikan umum dan agama.
“Sepintas tidak ada pendidikan sama sekali, dimana mereka sekolah dan hanya satu SD di Buket Sudan,” ujar Camat Peusangan Siblah Krueng, Armadi SHi kepada Serambinews.com, Rabu (11/09/2019).
Camat bersama keuchik Buket Sudan, Afifuddin serta Direktur PT Takabeya Grop, Muklis AMd yang juga ke sana melihat secara dekat kondisi mereka sangat prihatin dengan kondisi kesehatan, pendidikan maupun kebutuhan hidup.
Mereka bercocok tanam seadanya dan seminggu atau dua minggu sekali turun ke Buket Sudan berbelanja semampu mereka. Menurut camat, mereka sudah sekitar 7 tahun lebih menetap di Dusun Alue Ie Ceuko, penyebabnya tidak ada tanah untuk berkebun di dekat meunasah atau perkampungan warga.
“Tanahnya hanya setengah rante atau 200 meter, maka ia berangkat ke sana dan berkebun sekaligus membawa adiknya yang
mengalami gangguan jiwa hidup bersama mereka,” ujar Camat.
Baca: Sekeluarga Hidup Terisolir di Pedalaman Bireuen, Suami Miliki 2 Istri dan 7 Anak, Begini Kondisinya
Sejak tujuh tahun lalu jarang orang ke sana, selain jalan sulit dilintasi roda dua apalagi roda empat listrik juga tidak ada, maklum
jaraknya dengan meunasah Buket Sudan mencapai 30 KM lebih di dekat perkebunan sawit disana.
Baca: Tronton Gaib Terperosok ke Pinggir Jalan di Lhoksukon, Begini Kronologisnya
Bersedianya turun ke kampung kata camat setelah pihaknya bersama keuchik memaparkan kondisi bila terus berada di kawasan itu yang tanpa penduduk yang berdekatan dengan mereka.
Selain itu untuk kebutuhan pendidikan anak-anak mereka.
Baca: Jumlah Anak Bukrik di Bireuen Capai 351 Orang, Ini Langkah Dinkes Setempat
Keuchik juga sudah berjanji akan membantu satu unit rumah layak huni dari sumber dana desa tahun depan.
Program kecamatan dan desa kata Armiadi bagaimana kehidupan mereka layak, tidak jauh atau sendirian di kebun, kemudian anak-anak harus mendapat pendidikan yang layak baik umum maupun agama. (*)