Desa Lae Saga Berinovasi,  Punya Data Detail Seluruh Warga

Berada di daerah pedalaman Kota Subulussalam bukan menjadi penghalang bagi Desa Lae Saga, Kecamatan Longkib, untuk berinovasi

Editor: bakri
SERAMBINEWS.COM/ KHALIDIN
Kepala Desa Lae Saga, Kecamatan Longkib, Kota Subulussalam Rudi Hartono saat memperlihatkan ruang yang menyimpan dokumen desa dan warganya dalam Rumah Dataku, Selasa (10/9/2019). 

SUBULUSSALAM - Berada di daerah pedalaman Kota Subulussalam bukan menjadi penghalang bagi Desa Lae Saga, Kecamatan Longkib, untuk berinovasi. Buktinya, Lae Saga merupakan satu dari 82 desa yang ada di lima kecamatan se-Kota Subulussalam yang memiliki pusat data. ”Alhamdulillah, kita bisa buat pusat data di desa ini,” kata Kepala Desa Lae Saga, Rudi Hartono, kepada Serambi, Selasa (10/9).

Pantauan Serambi, Lae Saga yang terletak sekitar 28 kilometer dari pusat Kota Subulussalam tampak hidup. Selain memiliki kantor desa sebagai pelayanan terhadap masyarakat, di Lae Saga juga terdapat satu gedung pertemuan hingga rumah dataku. Pusat pemerintahan di desa Lae Saga juga terpadu karena di lokasi ini juga terdapat sejumlah fasilitas umum lainnya.

Di rumah dataku, menyimpan sederet data atau dokumen desa hingga masyarakat secara personal. Menurut kades Lae Saga Rudi Hartono, dalam pusat data ini semua dokumen desa ada di sana mulai peta, luas wilayah, jumlah lahan pertanian, fasilitas umum, dan lainnya. Pun demikian, dokumen 252 Kepala Keluarga atau 853 jiwa penduduk Lae Saga tersedia di bangunan tersebut. ”Sampai fotokopi surat nikah masyarakat pun ada di pusat data ini,” terang Rudi.

Pria kelahiran Kuta Beringin 5 Februari 1988 itu mengatakan, melalui pusat data mereka akan mudah memetakan persoalan yang terjadi di tengah masyarakat. Sebab, dalam data bukan hanya dokumen pribadi, tapi sampai pendapatan masyarakat juga tercatat. Misalnya, kata Rudi, jika ada warga memiliki lima anak atau enam tanggungan dan mengandalkan satu hektar kelapa sawit maka penghasilan per bulan apakah menutupi kebutuhan. Dengan data ini maka pihak desa akan mudah mengusulkan ke pemerintah. Pun demikian bila ada pihak atau pemerintah memerlukan data sangat dimudahkan

Intinya, lanjut Rudi, keberadaan data terintegrasi yang ada di Rumah Dataku bisa digunakan dan dimanfaatkan untuk perencanaan penggunaan APBDes. Nantinya, lanjut suami Ny Sumarsih S.PdI,  dengan data terpadu ini dari desa bisa melihat berapa jumlah anak-anak yang ada, maka nanti digenjotlah penggunaan dana desa untuk sarana pendidikan anak-anak. Begitu pula jumlah rumah belum berlistrik akan dibuat pengadaan meteran atau kebutuhan bibit dan lainnya. (lid)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved