Mentol, 'Perangkap Setan' dari Produsen Rokok untuk Menjerat Remaja, Efeknya Lebih Berbahaya

Padahal, sebuah penelitian menunjukkan bahwa rokok mentol adalah 'perangkap setan' yang dibuat produsen rokok dengan target perokok muda

Editor: Amirullah
thehill.com
sebuah penelitian menunjukkan bahwa rokok mentol adalah 'perangkap setan' yang dibuat produsen rokok dengan target perokok muda, juga wanita. 

Kepopuleran rokok mentol juga dipengaruhi oleh kampanye iklan tahun 1950-an yang menyebutkan rokok mentol lebih sehat ketimbang rokok biasa.

Bahkan, rokok mentol diklaim bisa membuat tubuh terasa nyaman saat kita sedang flu.

Untuk saat ini, kepopuleran rokok mentol sendiri paling tidak tergambar dalam sebuah survei yang dilakukan di Amerika Serikat.

Sebuah data menunjukkan bahwa dari 84.000 perokok diketahui 57 persen perokok berusia 12-17 tahun memilih rokok mentol.

Sementara perokok berusia 18-25 tahun sekitar 45 persennya merokok mentol.

Meski secara global jumlah perokok mengalami penurunan, ternyata jumlah penggemar rokok mentol tetap sama, bahkan mengalami peningkatan.

"Hasil penelitian ini menunjukkan, kehadiran rokok mentol di pasaran memperlambat penurunan jumlah orang yang merokok di AS," kata salah satu peneliti Andrea Villanti, dari Schroeder Institute for Tobacco Research and Policy Studies, seperti dilansir INTISARI dari kompas.com.

Baca: VIRAL Motor ‘Terbang’ Nyangkut di Atas Pohon Bambu, Mbah Mijan: Makhluk Halus Melawan Gravitasi Bumi

Baca: 18 Tahun Tragedi 9/11: AS Terus Mengulur Waktu untuk Mengadili Dalang Teror yang Sudah Tertangkap

Lebih berbahaya dan lebih menimbulkan kecanduan

Dalam studi tahun 2004, para peneliti mengungkapkan bahwa merokok rokok mentol sebenarnya menghalangi kemampuan tubuh untuk memetabolisme nikotin.

Akibatnya, perokok lebih berisiko tinggi terkena kanker karena tubuhnya harus menghadapi zat berbahaya dalam konsentrasi tinggi.

"Penambahan sedikit rasa mentol akan membuat racun terasa manis sehingga lebih mudah dihisap," kata ketua peneliti Gary Giovino, ketua departemen kesehatan komunitas dan perilaku kesehatan dari University Buffalo, seperti dilansir INTISARI dari kompas.com.

Sementara sebuah penelitian pada 2006 menyebutkan, orang yang terbiasa mengisap rokok mentol akan menemukan kesulitan untuk berhenti dibandingkan dengan perokok yang memilih rokok nonmentol.

Hal ini terkait sifat mentol yang dapat menghambat metabolisme nikotin, yang punya sifat adiktif.

Akibatnya, nikotin akan lebih lama tinggal di dalam tubuh dan sifat adiktifnya juga semakin lama.

Riset yang dilakukan Cancer Institute of New Jersey dan UMDNJ-School of Public Health ini melihat laju penghentian oleh perokok mentol dan nonmentol. Laju penghentian tersebut kemudian dipecah kembali berdasarkan ras.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved