Asosiasi Dokumenteris Nusantara Adakan Sambung Rasa Nasional
Pembuat film dokumenter yang tergabung dalam Asosiasi Dokumenteris Nusantara (ADN) menggelar kegiatan prakongres
BANDA ACEH - Pembuat film dokumenter yang tergabung dalam Asosiasi Dokumenteris Nusantara (ADN) menggelar kegiatan prakongres dan sambung rasa nasional. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu, 16 dan 17 Sepetember 2019, di Klaten, Jawa Tengah.
Kegiatan ini akan dihadiri Kepala Pusat Pengembangan Film Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dr Maman Wijaya MPd serta para pembuat dan penggiat film dokumenter dari sejumlah daerah, seperti Banten, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
Ketua Asosiasi Dokumenteris Nusantara, Tony Trimarsanto melalui keterangan tertulisnya yang diterima Serambi, Sabtu (14/9) mengatakan, acara prakongres dan sambung rasa nasional merupakan kegiatan perdana untuk membentuk asosiasi profesi profesional bidang film, khususnya untuk bidang film dokumenter di Indonesia.
“Kehadiran AND diharapkan menjadi ruang bersama dalam menyambung silaturahmi para pembuat film dokumenter Indonesia dan ruang untuk memperjuangkan kepentingan membangun ekosistem film dokumenter Indonesia agar semakin berkembang dan maju di masa yang akan datang,” tuturnya.
AND, tambah Tony, memiliki visi mewadahi para Dokumenteris untuk meningkatkan kompetensi, profesionalitas, dan produktifitas, yang berguna untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan bagi para dokumenteris di Indonesia.
Pada kegiatan yang akan diselenggarakan di Rumah Dokumenter Klaten, Jawa Tengah, itu selain membentuk pengurus caretaker, juga akan diselenggarakan syukuran yang kemudian dilanjutkan dengan acara sambung rasa, silaturahmi, diskusi, tukar gagasan dan berbagi ide dengan tujuan melakukan penguatan organisasi di ruang asosiasi.
“Bahasan utama diskusi adalah tentang sosialisasi SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) Bidang Film Dokumenter yang segera disahkan Kemenakertrans RI dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Sertifikasi profesi adalah hal yang penting sebagai legitimasi dari standar kompetensi yang dimiliki oleh individu pekerja profesional,” pungkas Tony Trimarsanto.(aji)