Breaking News

Hasil Penelitian Sebut Hoaks Rentan Disebar Oleh Mereka yang Tingkat Pendidikan & Penghasilan Rendah

Riset ini dilakukan pada Januari-Februari 2018 dengan metode pengambilan data berupa kuisioner yang disebar melalui jaringan internet.

Editor: Amirullah
Net
Ilustrasi. 

Hasil Penelitian Sebut Hoaks Rentan Disebar Oleh Mereka yang Tingkat Pendidikan & Penghasilan Rendah

SERAMBINEWS.COM - Hoaks kembali dituding sebagai faktor yang turut memperparah kerusuhan di Papua beberapa waktu yang lalu.

Kepolisian baru saja menetapkan aktivis hak asasi manusia dan pengacara publik Veronica Koman menjadi tersangka.

Polisi menuduh Veronica memprovokasi kerusuhan yang terjadi di Asrama Papua di Surabaya Jawa Timur dengan menyebarkan hoaks.

Hoaks pun diperkirakan akan kembali mewarnai penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tahun depan, setelah pemilihan umum (pemilu) yang berlangsung tahun ini.

Sejak 2017, pemerintah, akademisi, pekerja media, dan pegiat literasi telah melakukan berbagai upaya memberantas hoaks.

Baca: Negaranya Kekurangan Perempuan, Wanita Ini Dipaksa Poliandri dengan Banyak Pria

Baca: Polisi Masih Buru Satu Pria Lagi Dalam Kasus Perampokan Karyawati Koperasi, Ini Perannya

Penyebaran misinformasi dan hoaks di media sosial terjadi sejak pemilihan presiden 2014, namun semakin parah pada pilkada Jakarta 2017.

Program literasi dirancang dengan target individu karena mereka dianggap sebagai aktor kunci yang menentukan tersebarnya hoaks dan misinformasi, setidaknya ini yang terjadi di media sosial.

Saya dan kolega saya Laeeq Khan dari Ohio University, Amerika Serikat, menyusun sebuah penelitian untuk lebih mengenali siapa individu penyebar hoaks ini dengan harapan hasilnya nanti bisa menjadi petunjuk dalam penyusunan program literasi yang lebih tepat sasaran.

Penelitian yang baru saja diterbitkan di jurnal Behavior and Information Technology menunjukkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi seseorang membuat mereka rentan untuk menyebarkan hoaks.

Hasil penelitian ini membantah temuan-temuan sebelumnya yang menunjukkan usia menentukan rentan tidaknya seseorang menjadi penyebar hoaks.

Baca: Niat Kirim Foto Tak Senonoh Kepada Temannya, Pesan Ibu Ini Malah Nyasar ke Grup Sepak Bola Anak-anak

Baca: Anak Bacok Ibu Kandung Saat Pulang dari Sawah, Pelaku Sempat Duel dengan Kapolsek Ketika Ditangkap

Hasil penelitian

Penelitian ini melibatkan 396 responden yang terdiri dari mahasiswa di tiga universitas di negeri dan swasta di Jakarta serta pekerja media di beberapa wilayah di Indonesia.

Riset ini dilakukan pada Januari-Februari 2018 dengan metode pengambilan data berupa kuisioner yang disebar melalui jaringan internet.

Kami memilih metode ini untuk menjangkau responden dengan lebih mudah.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved