Safwan Idris Ditembak

Saat Ditembak, Prof Safwan Idris tak Sempat Lihat Cucu Pertamanya Lahir, Diberi Nama Mirip Almarhum

Safrul berharap, anaknya itu nantinya bisa mengikuti jejak mertuanya, menjadi tokoh intelektual dan ulama Aceh yang berintegritas seperti mertuanya.

Penulis: Subur Dani | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/SUBUR DANI
Cucu Prof Safwan Idris, Muhammad Safwan Safrul (kanan) foto bersama ibunya Kausari Safwan (anak dari Prof Safwan Idris). Safwan Safrul lahir beberapa jam setelah tertembak sang kakeknya itu. Foto Dokumen Pribadi/Kolase Serambinews.com 

Tak lama berselang dokter pun tiba, Kausari Safwan dibawa masuk ke dalam ruang bersalin.

Saat itulah, Safrul mengabarkan istrinya, bahwa Prof Safwan Idris orang tua mereka ditembak orang tak dikenal dan sudah meninggal.

Derai air mata Kausari Safwan tak terbendung, kesedihannya membuncah.

Namun, Kausari tetap tegar, dia tetap fokus untuk proses bersalin anak pertamanya tersebut.

Tak disangka, Kausari Safwan saat itu yang sudah menunggu jam untuk proses bersalin, ternyata bertekad pulang untuk melihat terakhir kalinya Sang Ayah.

"Istri mau melihat untuk terakhir kalinya wajah Bapak sebelum dikebumikan. Saat itu belum melahirkan, saya lihat dia kuat dan atas izin dokter kami bawa pulang dengan ambulance," kisah Safrul.

Kausari langsung dibawa pulang ke Desa Meunasah Papeun, Kecamatan Krueng Barona Jaya, tempat dimana orang tuanya akan dikuburkan.

"Kami pulang dan alhamdulillah sempat melihat untuk terakhir kalinya Bapak sebelum dikebumikan. Tangis haru saat itu luar biasa, semua menangis apalagi kami sebagai anak," katanya.

Singkat cerita, Kausari Safwan kemudian harus segera dibawa kembali ke klinik, karena dokter menyarankan agar tidak berlama-lama lantaran kontraksi di perutnya semakin kuat.

"Istri saya dibawa balik ke klinik, saya tinggal menunggu selesainya prosesi fardhu kifayah," katanya.

Selesai semua prosesi, Safrul Muluk langsung kembali ke klinik untuk menemaninya istrinya. Sore hari, akhirnya yang ditunggu-tunggu mereka hadir ke dunia, seorang anak berjenis kelamin laki-laki, lahir dengan sehat.

Tangis sang bayi pecah, Safrul dan Kausari Safwan dibalut dalam sedih tangis haru, dan juga bahagia.

Keduanya tidak menyangka atas semua kejadian hari itu, benar-benar kuasa Allah Swt. Kepergian orang tua mereka digantikan dengan seorang anak laki-laki.

"Sedih, tangis, bahagia menjadi satu hari itu, kami tak tahu bagaimana, semuanya tentu atas kehendak Allah Swt," kata Dosen Fakultas Tarbiyah tersebut.

Dan, atas saran kakek mereka (Abu Idris, ayahnya Prof Safwan), putra pertama mereka itu diberi nama mirip dengan almarhum Prof Safwan, yakni Muhammad Safwan Safrul.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved