PNA Tinggalkan Golkar Dalam Pembentukan Fraksi

Partai Golkar Banda Aceh harus menerima kenyataan pahit karena ditinggal Partai Nanggroe Aceh (PNA), sehingga partai berlambang pohon

Editor: bakri
SERAMBI/MASRIZAL
Ketua DPW PNA Banda Aceh, HM Zaini Yusuf (tiga dari kanan), menghadiri rapat di Gedung DPRK Banda Aceh, Kamis (19/9/2019). Kehadiran Zaini Yusuf untuk mengklarifikasi sikap PNA dalam pembentukan fraksi di lembaga dewan tersebut. 

"Apakah draf tentang penetapan calon ketua definitif dapat diterima menjadi keputusan DPRK Banda Aceh tahun 2019," kata Tati didampingi Wakil Ketua sementara, Usman. "Diterima," jawab anggota dewan secara serentak.

PKS Banda Aceh berhasil menduduki jabatan ketua DPRK setelah memenangi Pemilu 2019 dengan lima kursi dari 30 kursi. Di urutan kedua dan ketiga ada PAN dan Partai Demokrat. Kedua partai ini juga sama-sama meraih lima kursi, tapi kalah jumlah suara dari PKS. 

Farid yang ditanyai Serambi mengatakan, jabatan ketua definitif akan dilantik setelah keluar surat keputusan (SK) dari Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah. "Saya tanya ke pihak sekretariat, target pelantikan pada pekan pertama Oktober 2019," kata Farid.

Farid bukanlah sosok baru di dunia politik. Pria kelahiran Gampong Yaman Barat, Beureunuen, Pidie, ini telah menjadi anggota DPRK Banda Aceh periode 2004-2009 dalam usia  24 tahun.

Saat Pileg tahun 2009 Farid kembali maju, tapi gagal terpilih. Tak patah semangat, pada pileg  2014 kembali maju dan terpilih. Namun, dua tahun kemudian mundur karena maju menjadi calon wakil wali Kota Banda Aceh yang berpasangan dengan Illiza. Gagal dalam kontestasi kepala daerah, Farid maju kembali di Pileg 2019 dan terpilih. PKS kemudian mempercayakan dirinya memimpin lembaga legislatif tersebut. (mas/sak)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved