Berita Luar Negeri
Presiden AS Donald Trump Terancam Dilengserkan, Begini Responnya dan Awal Mula Masalah
Presiden berusia 74 tahun itu mengatakan pihak Demokrat tidak pernah mengetahui transkrip percakapan teleponnya dengan Presiden Ukraina
"Hari yang penting bagi PBB, begitu banyak pekerjaan dan kesuksesan, dan Demokrat dengan sengaja mengacaukannya dan merendahkannya dengan berita sampah tentang Witch Hunt. Sungguh buruk untuk negara kita,"
SERAMBINEWS.COM - Presiden Donald Trump menanggapi keras pengumuman Ketua Dewan Perwakilan AS, Nancy Pelosi tentang keputusan dilakukannya penyelidikan pemakzulan resmi terhadap dirinya.
Trump, yang tengah menghadiri agenda Sidang Umum PBB di New York, menyebut langkah Partai Demokrat yang mengancam memakzulkan dirinya sebagai tindakan pelecehan terhadap presiden.
"(Ini) pelecehan presiden!" tulis Trump dalam akun Twitter-nya, Rabu (25/9/2019).
Baca: Pria Ini Dikubur Lima Hari Lima Malam, Ini yang Dirasakannya Selama dalam Kuburan
Trump, dalam rangkaian twitnya, menyebut tuduhan dirinya menekan Ukraina untuk menghalangi langkah pesaingnya, Joe Biden, dalam pemilu 2020, sebagai hal yang tidak mendasar.
Presiden berusia 74 tahun itu mengatakan pihak Demokrat tidak pernah mengetahui transkrip percakapan teleponnya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Trump pun mengecam Partai Demokrat telah melakukan "witch hunt" terhadap dirinya.
Baca: Demontrasi di Palembang, Mahasiswa Terluka Bertambah Jadi 28 Orang
Presiden AS dari Partai Republik itu juga menyayangkan tindakan Demokrat yang mengumumkan langkah penyelidikan pemakzulan itu pada hari penting di mana Amerika Serikat tengah menjadi tuan rumah agenda penting Sidang Umum PBB.
"Hari yang penting bagi PBB, begitu banyak pekerjaan dan kesuksesan, dan Demokrat dengan sengaja mengacaukannya dan merendahkannya dengan berita sampah tentang Witch Hunt. Sungguh buruk untuk negara kita," tulisnya.
Sebelumnya diberitakan, Trump telah dituding menyalahgunakan kekuasaannya sebagai presiden AS untuk menekan Presiden Zelensky agar menyelidiki bisnis milik Joe Biden di Ukraina.
Trump memanfaatkan kedudukannya sebagai presiden dengan menangguhkan pemberian dana bantuan AS yang telah disetujui untuk Ukraina jika pemerintah negara itu tidak menuruti permintaannya.
Baca: UU KPK Belum Dicabut, Tapi DPR-Pemerintah Klaim Tuntutan Mahasiswa Sudah Dipenuhi
Trump, pada gilirannya, telah mengakui bahwa dirinya berbicara dengan Zelensky tentang Biden dalam panggilan telepon itu.
Trump mengatakan bahwa dia telah menghentikan bantuan ke negara tersebut untuk sementara, sebelum dicairkan minggu lalu.
Kendati demikian, Trump menolak tuduhan bahwa kedua hal tersebut saling berkaitan dan mengatakan bahwa pembekuan bantuan tersebut guna mendorong negara-negara Eropa untuk meningkatkan dukungan mereka kepada pemerintah Ukraina.
Joe Biden merupakan calon terdepan dari Partai Demokrat yang berpeluang akan menjadi lawan Trump dalam pemilihan presiden AS 2020.
Baca: Polisi Keroyok dan Injak Demonstran Hingga Tak Berdaya, Wartawan yang Meliput Ikut Diintimidasi