Berita Subulussalam

Fraksinya Ditinggal PNA, Kemana Arah Koalisi Golkar Subulussalam?

Berembus kabar adanya perpecahan dalam fraksi gabungan Partai Golongan Karya (Golkar) dengan Partai Nanggroe Aceh (PNA).

Penulis: Khalidin | Editor: Taufik Hidayat
Dok: Fraksi Granat
Pimpinan tiga partai politik di Subulussalamd bersama sejumlah anggota DPRK yang baru terpilih berfoto usai terbentuknya Fraksi Gerakan Amanat Aceh (Granat), Kamis (22/8/2019). 

Laporan Khalidin | Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Eskalasi politik di lembaga legislative Kota Subulussalam dalam beberapa hari terakhir menunjukan peningkatan. Ini ditandai dengan belum tuntasnya pembentukan alat kelengkapan DPRK Subulussalam hingga sebulan lebih lantaran para wakil rakyat ini masih berkutat persoalan fraksi.

Bahkan terkini, berhembus kabar adanya perpecahan dalam fraksi gabungan Partai Golongan Karya (Golkar) dengan Partai Nanggroe Aceh (PNA). Perpecahan tersebut menyusul mundurnya PNA Subulussalam dari fraksi gabungan yang telah lama digagas bersama golkar.

Dampak keluarnya PNA membuat golkar harus mencari partai lain sebagai koalisi. Pasalnya, di lembaga DPRK Subulussalam satu-satunya partai yang dapat membentuk fraksi utuh hanya Hanura.

Golkar sendiri hanya memiliki tiga kursi di DPRK Subulussalam, sama halnya dengan Partai Amanat Nasional (PAN) sehingga keduanya harus bergabung dengan partai lain untuk membentuk fraksi.

Sejauh ini, fraksi gabungan yang sempat diajukan ada tiga masing-masing Gerakan Amanat Aceh atau Granat sebanyak enam kursi masing-masing dari Partai Gerindra, PAN dan PA.

Lalu Fraksi Sada Kata meliputi lima kursi yaitu PKS, PBB, PKPI masing-masing satu kursi plus dua kursi dari Demokrat.

Kemudian dua partai masing-masing Golkar dan PNA yang terdiri lima kursi juga membentuk fraksi tersendiri juga.

Belakangan PNA hengkang dari golkar sehingga membuat partai peraih suara terbanyak kedua di pemilu 2019 ini tidak bisa membentuk fraksi sendiri.

Masalahnya, jika merunut situasi politik Subulussalam sejak pilkada 2013 hingga pilkada 2018 Golkar Subulussalam tidak mungkin akan bergabung dengan fraksi Hanura. Dua partai ini merupakan seteru politik dalam dua kali pilkada di sana.

Pun demikian dengan fraksi Sada Kata, diprediksi akan sulit bagi golkar bergabung mengingat dia merupakan pemilik kursi terbanyak di banding partai lain di fraksi ini.

Satu-satunya fraksi yang memungkinkan untuk didekati Golkar adalah granat. Namun apakah golkar bakal berkoalisi dengan partai yang tergabung di fraksi granat?. Ini akan segera dijawab sekretaris DPD II Partai Golkar Subulussalam, Fajry Munthe.

Sebagaimana diberitakan, pembentukan alat kelengkapan di DPR Kota Subulussalam khususnya fraksi sampai sekarang belum juga tuntas meski pembahasannya sudah berlangsung sebulan lebih.

Terkini, muncul kabar jika terjadi perpecahan di fraksi gabungan Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Nanggroe Aceh (PNA).

Kabar perpecahan fraksi Golkar-PNA ini diperoleh Serambinews.com, Sabtu (28/9/2019) di mana Partai Nanggroe Aceh (PNA) Kota Subulussalam mundur dari koalisi dengan golkar.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved