Fraksi DPRK
PNA Subulussalam Ceraikan Golkar, Bergabung ke Fraksi Sada Kata, Ini Alasannya
Sekretaris DPW PNA Kota Subulussalam, Syamsul Anwar kepada Serambinews.com, Sabtu (28/9/2019) mengakui sikap partainya sudah mantap keluar dari Fraksi
Penulis: Khalidin | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Koalisi Partai Nanggroe Aceh (PNA) sudah dipastikan resmi bercerai dengan Partai Golongan Karya (Golkar) terhitung 27 September sebagaimana surat bernomor 101/PNA-PEM/IX-2019.
PNA Subulussalam meninggalkan Golkar sebagai partai koalisinya dalam fraksi gabungan bernama Karya Nanggroe yang dibentuk Agustus lalu dan bergabung ke fraksi Sada Kata.
Sekretaris DPW PNA Kota Subulussalam, Syamsul Anwar kepada Serambinews.com, Sabtu (28/9/2019) mengakui sikap partainya sudah mantap keluar dari Fraksi Karya Nanggroe.
Syamsul membeberkan sejumlah alasan ketika ditanyai mengapa hengkang dari koalisi dengan Golkar.
Baca: Fenomena Langka Terjadi Setelah Gempa di Pulau Ambon, Muncul Banyak Lubang, Ini Penjelasan BMKG
Baca: Polda Aceh Kerahkan 848 Personel Untuk Amankan Pelantikan Anggota DPRA
Baca: Delapan Pemanah Aceh Lolos ke PON Papua, Ini Nomor Andalan Atlet Panahan Negeri Serambi Mekkah
Salah satu alasan PNA keluar dari Fraksi Karya Nanggroe dan bergabung ke Fraksi Sada Kata, menurut Syamsul Anwar untuk menghindari berlarut-larutnya kemelut pembentukan alat kelengkapan dewan.
Syamsul Anwar mengaku jika proses penyusunan fraksi sudah terlalu lama sehingga berdampak pada pembentukan alat kelengkapan dewan lainnya seperti komisi-komisi, Badan Anggaran (Banggar) Badan Legislasi (Banleg) dan Badan Musyawarah (Banmus).
Dengan kondisi ini juga berefek pada kerja anggota DPRK yang seharusnya sudah dihadapkan dengan sederet agenda penting dalam rangka pembangunan daerah 2020 mendatang.
Diakui, ada sejumlah kesepakatan antara PNA dengan Golkar saat pembentukan Fraksi Karya Nanggroe.
Tetapi, kata Syamsul Anwar di Fraksi Sada Kata juga mereka mempunyai bargaining.
”Jelas adalah kesepakatan, sudah pasti ada,” terang Syamsul Anwar
Sementara DPD II Partai Golkar Subulussalam tampaknya cukup kecewa ditinggal partai koalisinya, PNA.
Golkar menilai PNA memutuskan mundur dari koalisi secara sepihak.
Padahal, menurut Sekretaris DPD II Partai Golkar Subulussalam, Fajry Munthe, mereka membangun koalisi Karya Nanggroe sebelum pelantikan anggota DPRK Subulusalam 19 Agustus lalu.
Tapi belakangan koalisi ini akhirnya ‘retak’ akibat hengkangnya PNA dan beralih ke Fraksi Sada Kata.