Kematian akibat Jantung Tinggi

Aceh berada di posisi delapan penyebab kematian akibat mengalami kardiovaskular atau penyakit jantung dan pembuluh darah dari 34 provinsi

Editor: hasyim
SERAMBINEWS.COM/MUHAMMAD NASIR
Sekitar 60 dokter umum dari sejumlah kabupaten/kota dilatih tentang penanganan pasien jantung, Sabtu (3/8/2019) di Auditorium Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA), Banda Aceh 

* Aceh di Posisi Delapan

BANDA ACEH - Aceh berada di posisi delapan penyebab kematian akibat mengalami kardiovaskular atau penyakit jantung dan pembuluh darah dari 34 provinsi di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan dokter spesialis penyakit jantung dari Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, dr Adi Purnawarman SpJP (K)-FIHA FasCC di sela-sela pelantikannya sebagai Ketua Persatuan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Cabang Aceh, periode 2019-2022, di Hotel Kyriad Muraya, Sabtu (28/9).

"Kardiovaskular penyebab nomor satu kematian di Indonesia. Nah untuk Aceh, menduduki nomor urutan 8 penyumbang kardiovaskular terbesar se-Indonesia," ujarnya, kepada Serambi.

Menurutnya, ada berbagai faktor resiko, seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), kurang beraktivitas fisik, dan diabetes melitus, penyebab terjadinya kardiovaskular. "Jantung dan pembuluh darah melibatkan semua target dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Sehingga hadirnya Perhimpunan Ahli Kardiologi yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia memiliki peran sangat besar dalam hal penangganan dan yang terpentin pencegahan untuk mencegah kardiovaskular," sebut dr Adi.

Ia juga menyebutkan, hipertensi merupakan penyebab nomor 10 tertinggi dari 34 provinsi di Indonesia. Semua orang-orang yang mengalami riwayat hipertensi berdampak pada komplikasi yang sering terjadi  kardiovaskular, meliputi serangan jantung, gagal jantung, dan kebocoran dan pada tahap akhir itu gagal ginjal apabila tidak cepat diobati dan ditangani.

"PERKI, organisasi yang bergerak untuk menitikberatkan pada upaya preventif (pencegahan) kardiovaskular, bukan hanya kuratif (kegiatan pengobatan) semata. Tapi lebih kepada preventif. Karena preventif lebih murah dan lebih efektif dalam hal pembiayaan," sebutnya.

Saat ini, lanjutnya, dana BPJS tersedot luar biasa hanya untuk penangganan kardiovaskular mencapai 60 persen untuk pembiayaan kardiovaskular. "Penangganan kardiovaskular sendiri betul-betul luar biasa pembiayaannya sampai 60 persen untuk semua pembiayaan," ujarnya.

Ia pun menerangkan untuk saat ini kepengurusan PERKI Cabang Aceh ada 18 orang, 13 berada di Kota Banda Aceh dan 5 lainnya berada di kabupaten/kota. "Distribusinya belum merata, karena belum semua kabupaten/kota di Aceh ada dokter spesialis jantung, sehingga kabupaten/kota yang tidak ada spesialis jantung banyak merujuk ke Banda Aceh," pungkasnya

Sebelumnya, dr Adi Purnawarman SpJP (K)-FIHA FasCC beserta pengurus PERKI Cabang Aceh lainnya dilantik oleh Presiden PP Perki Pusat, Dr dr Isman Firdaus SpJp (K)-FIHA, FAPSIC, FAsCC, FSCAI. Pelantikan itu dihadiri seluruh anggota PERKI Aceh.(mir)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved