Unjuk Rasa Mahasiswa dan Pelajar Dituding Penyebab Rupiah Loyo, Begini Pendapat Analis
“Investor merasa khawatir terhadap indikasi kericuhan yang terjadi dalam aksi unjuk rasa sehingga mereka tidak menempatkan dana di Indonesia,”
Ia hanya bilang bahwa satu hal yang bisa membalikkan keadaan rupiah ialah menunggu perkembangan dari aksi unjuk rasa dalam negeri. “Paling lama ya setelah pelantikan presiden, setelah itu bisa bangkit lagi,” ujar Andian.
Berbeda pendapat, ekonom Bank Central Asia David Sumual menilai aksi demonstrasi dalam negeri tidak memiliki dampak yang terlalu besar bagi pelemahan rupiah yang hingga menembus di atas Rp 14.200 per dolar AS.
Baca: Puan Maharani Terpilih Ketua DPR RI Periode 2019-2024, Wanita Pertama dalam Sejarah Indonesia
Menurutnya, faktor utama yang menyebabkan rupiah melemah ialah dari faktor global yaitu nilai tukar dolar AS yang terus menguat. “Dolar bull terjadi beberapa hari terakhir ini,” ujar David.
David bilang penguatan dolar AS disebabkan kondisi politik terakhir perang dagang dan data-data dari AS yang menopang.
Menurut David, kondisi terakhir AS datang dari rencana pemblokiran pemerintah AS terhadap investasi AS di China.
David menilai pelemahan terhadap rupiah yang terjadi pada hari ini masih bersifat konsolidasi. Ia berpendapat bahwa rupiah bisa bangkit lagi dalam waktu dekat.
Hal ini didukung dari data inflasi yang baru dirilisi hari ini. “Sejauh ini pelemahan rupiah tak akan bertahan lama apalagi pengumuman inflasi hari ini tampaknya bagus,” ujar David.
David berpendapat data inflasi yang dirilis pada hari ini sedikit mengejutkan. Data inflasi menunjukkan terjadi deflasi sebesar -0,27%.
Hal ini membuat David optimistis bahwa inflasi pada tahun ini bisa berada di batas bawah target dari Bank Indonesia.
Walaupun tak berdampak terlalu besar, David menilai aksi unjuk rasa akhir-akhir ini masih turut diwaspadai karena bisa melemahkan mata uang garuda kembali.
Baca: Ternyata Ini Alasan Pemuda 24 Tahun Menikah Dengan Nenek 81 Tahun
Ia bilang perlu melihat lagi apakah aksi unjuk rasa ini akan terus berkepanjangan atau tidak. Bukan tidak mungkin, jika memang terjadi aksi unjuk rasa berkepanjangan, David menilai rupiah ikut terpengaruh.
Selain itu, David juga menyampaikan rupiah juga akan terpengaruh dengan perkembangan dari negosiasi dagang antara AS dan China nantinya.
Untuk Rabu (2/10/2019) esok hari, Andian menilai rupiah akan berada di kisaran Rp 14.100 - Rp 14.250 per dolar AS dengan kecenderungan masih melemah.
Sedangkan David optimistis mata uang garuda bisa menguat tipis di kisaran Rp 14.180 - Rp 14.240 per dolar AS.
Baca: Lelang Jabatan di Pidie Tuntas, 18 Pejabat yang Lolos Ditentukan Abusyik
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Kata para analis setelah rupiah loyo ke Rp 14.215 per dolar AS