Peringkat Impor Alat Militer Indonesia Turun dari Posisi 5 ke 22, Berikut Alasannya

Laporan yang dikeluarkan oleh lembaga Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) ini juga menyebut peringkat Indonesia yang merosot.

Editor: Amirullah
KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO
Peringatan HUT ke-72 Tentara Nasional Indonesia di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017). Peringatan HUT TNI ini TNI dimeriahkan latihan gabungan dengan menggunakan alutsista andalan dari masing-masing matra TNI, Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. 

Peringkat Impor Alat Militer Indonesia Turun dari Posisi 5 ke 22, Berikut Alasannya

SERAMBINEWS.COM - Impor alat militer Indonesia turun secara signifikan.

Setelah pernah menduduki peringkat kelima, Indonesia kini turun ke peringkat ke-22.

Sementara negara seperti Arab Saudi, Australia, dan China kini menjadi negara dengan perlengkapan militer terbesar di dunia pada tahun 2018, seperti dilansir oleh ABC News Australia, (1/10/2019).

Laporan yang dikeluarkan oleh lembaga Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) ini juga menyebut peringkat Indonesia yang merosot.

Sejumlah pengamat militer dan pertahanan di Indonesia mengatakan merosotnya peringkat Indonesia terhadap pembelian impor alat utama sistem senjata, atau alutsista, telah turun signifikan.

Baca: Merasa Terisolir, Mahasiswa Kampus PSDKU Unsyiah Gayo Lues Butuh Jaringan Seluler

Baca: Babak 6 Besar Liga-3 PSSI, PSLS Lhokseumawe Wajib Menang Atas Galacticos Peusangan Raya Sore Ini

Baca: Bertahun-tahun Ditutup Rapat, Identitas Istri Khabib Nurmagomedov Terbongkar

Peringkat impor alat militer Indonesia mengalami penurunan sejak tahun 2018. (https://www.abc.net.au)

Belanja Domestik Meningkat

Pengamat Pertahanan dari Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI), Muhammad Haripin mengatakan penurunan belanja alat militer hanya terjadi pada lingkup global namun mengalami peningkatan pada belanja alat militer domestik.

"Secara domestik belanja militer Indonesia justru mengalami kenaikan. Tapi kalau dibaca secara tren di kawasan dan global pembelanjaan alutsista kita mungkin kurang cepat atau kurang besar," ujar Muhammad Haripin.

Data yang dimiliki oleh Haripin justru menunjukan laporan yang sebaliknya.

Peningkatan yang signifikan telah terjadi ihwal impor alat utama sistem senjata pada 2017-2018.

Dalam laporannya mencontohkan akuisisi Main Battle Tank (MBT) Leopard dari pabrikan Jerman.

Tercatat juga dalam laporannya, pada tahun 2017, nilai akuisisi Indonesia atas salah satu tank tercanggih di dunia tersebut berjumlah 49 unit.

Sedangkan pada tahun 2018, Indonesia justru mengalami peningkatan hampir dua kali lipat dalam mengakuisisi MBT yakni sebanyak 79 unit.

Sejauh ini, total nilai repositori Indonesia untuk MBT menjadi 30 unit.

Halaman
1234
Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved