Petani Garam

Petani Garam di Pidie Jaya Butuh Gudang Penampung, Agar Harga Garam Normal

Petani garam di Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya membutuhkan fasilitas gudang penampungan garam dari hasil produksi para petani lokal.

Penulis: Idris Ismail | Editor: Taufik Hidayat
SERAMBINEWS.COM/ABDULLAH GANI
Anak-anak membantu orang tuanya memproduksi garam, di Gampong Lancang Paru Kecamatan Bandarbaru, Pidie Jaya, Minggu (11/2/2018). 

Laporan Idris Ismail | Pidie Jaya 

SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Agar harga beli tampungan garam tetap normal tanpa permainan para agen luar, ratusan petani garam di Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya (Pijay)  membutuhkan fasilitas  gudang penampungan garam dari hasil produksi para petani lokal. 

Usman (45) selaku petani garam di Gampong Lancang Paru,  Kecamatan Bandar Baru, Pijay kepada Serambinews.com Sabtu (5/10/2019) mengatakan selama empat bulan terakhir produksi garam dari para petani lokal dipesisir Pijay terutama di Gampong Lancang Paru sangat melimpah.

"Namun harga beli dari para agen penampung luar kerap tidak stabil  maka  kami mendesak pemerintah dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) untuk dapat mengupayakan gudang penampungan garam yang dikelola oleh Badan Usaha Milik  Desa (Bumdes)," sebutnya. 

Dengan adanya gudang penampungan tersebut maka harga beli garam dari produksi petani dapat lebih stabil. 

Sehingga harga pemasaran garam dari para petani lokal ini tidak dipermainkan para agen penampung dari luar daerah.

Apalagi saat ini hasul produksi garam dalam setiap hari mencapai 10 sampai 20 ton perhari. 

Diakui, selama ini harga garam ditingkat agen penampung nervariasi mulai Rp 2.500 hingga Rp 3.500/Kg. 

Padahal harga beli rata-rata sejak dua pekan lalu telah mencapai mulai Rp 4.000 /Kg hingga Rp 4.500/Kg.  

Kepala DKP Pijay,  Ir H Kamaluddin kepada Serambinews.com,  Sabtu (5/10/2019) mengatakan,  saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pijay melalui dan Anggaran Pendapatan Belanja Nagara (APBN)  2018 lalu telah membangun gudang penampungan dengan kapasitas daya tampung 2.000 ton di kawsan pusat pengembangan usaha garam Geo Membran Gampong Lancang Paru. 

"Hanya saja saat ini pihak DKP sedang mencari investor yang mampu membeli seluruh hasil produksi garam yang dikembangkan pada areal 150 Ha untuk dipasok keluar daerah baik Aceh maupun luar provinsi," jelasnya.(*)

Baca: Arab Saudi Buat Kebijakan Baru, Pasangan Bukan Suami-Istri Bisa Check-in di Hotel

Baca: Hasil FP3 MotoGP Thailand 2019 - Andrea Dovizioso Tercepat, Disusul Morbidelli dan Alex Rins

Baca: Prediksi Pelatih Madura United Jelang Laga Lawan Persib Bandung Pekan Ke-22 Liga 1 2019 Hari Ini

Baca: VIRAL Pegawai Bank Video Call Tanpa Busana, Fotonya Bocor di 11 Akun IG hingga Heboh

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved