Transmigrasi Lokal
Warga Translok KTM Minta Dibangun SMP, Ditempatkan Bidan, dan Bangun Jaringan Seluler
Di KTM saat ini terdapat 180 KK dengan jumlah penduduk sekitar 700 jiwa. Warga meminta Pemkab Aceh Timur membangun sejumlah fasilitas di daerah itu.
Penulis: Seni Hendri | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Seni Hendri | Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, IDI - Warga translokasi yang tinggal di perumahan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Sumedang Jaya, Gampong Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, meminta Pemkab Aceh Timur, membangun sekolah menengah pertama (SMP) di daerah itu.
"Sudah 6 angkatan anak-anak tamatan SD di translokasi sebagian putus sekolah. Sebagian sekolah di luar daerah dengan tinggal di tempat saudara mereka," ungkap Nawardi warga KTM, didampingi M Yusuf kepada Serambinews.com, Selasa (8/10/2019).
Mawardi mengatakan, di translokasi saat ini hanya ada sekolah SD. Sedangkan sekolah MTs, maupun SMP berjarak 20 kilometer dari KTM, yaitu di Dusun Krueng Tuan.
"Di samping jalan rusak berat, kalau sekolah ke Krueng Tuan, harus ada kendaraan. Sedangkan di KTM umumnya masyarakat dengan ekonomi lemah," jelas Mawardi.
Di KTM saat ini, jelas Mawardi terdapat 180 KK dengan jumlah penduduk sekitar 700 jiwa.
Karena itu, mewakili masyarakat di daerah itu ia meminta Pemkab Aceh Timur, membangun SMP di daerah itu.
Persoalan lain yang menjadi keluhan warga translokasi KTM belum adanya petugas bidan di daerah itu.
Meski merupakan dusun dari Gampong Seumanah Jaya, tapi KTM banyak penduduk dan jauh dengan desa induk.
Hal ini menyebabkan warga KTM kesulitan mendapatkan akses pelayanan kesehatan.
"Jika ada warga yang melahirkan berjuang antara hidup dan mati. Pasalnya di KTM belum ada petugas bidan, selain itu jauh dengan fasilitas kesehatan Puskesmas sekitar 40 km. Selain itu jalan rusak," ungkap Mawardi.
Syafrizal Komeng, mantan Kombatan GAM yang bercocok tanam di daerah KTM, mengatakan sudah seharusnya pemerintah menyahuti aspirasi masyarakat di daerah pedalaman itu dengan membangun sekolah SMP, menempatkan petugas bidan, dan memperbaiki sarana jalan.
"Selain itu, mayoritas warga di KTM merupakan petani secara swadaya. Karena itu diharapkan bantuan bibit tanaman, dan pembinaan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan agar petani semakin sejahtera," pinta Syafrizal Komeng mewakili petani di daerah itu.
Persoalan lain yang juga sangat dikeluhkan warga yaitu belum tersentuh jaringan komunikasi seluler ke daerah KTM.
"Jika ingin berkomunikasi harus naik ke atas bukit. Karena itu jaringan komunikasi juga merupakan sarana yang dibutuhkan warga untuk mempermudah segala urusan warga," harap Syafrizal Komeng.(*)
Baca: BREAKING NEWS : Abdul Majid, Ketua Panwaslu Bireuen Meninggal Dunia
Baca: Masri Yoga dan Cek Midi Diundang ke Kesultanan Cirebon, Sampaikan Ramuan Obat dalam Kitab Kuno Aceh
Baca: Pedagang di Pasar Inpres Lhokseumawe Mengadu ke Wawalko, Minta Jangan Digusur Hingga Menangis
Baca: Oppo Reno 2 Punya Empat Kamera Belakang, Fitur Andalan Fokus Penjepretan Foto dan Perekaman Video