Berita Abdya
Jumlah Penderita Gangguan Jiwa di Abdya Meningkat, Besok RSUTP Gelar Seminar Deteksi Dini
"Semingar ini gratis, maka datang saja. Pematerinya dokter jiwa RSUTP yaitu dr Sufriati SpKJ," pungkasnya.
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Nurul Hayati
"Semingar ini gratis, maka datang saja. Pematerinya dokter jiwa RSUTP yaitu dr Sufriati SpKJ," pungkasnya.
Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Dalam rangka memperingati hari kesehatan jiwa sedunia, RSU Teungku Peukan (RSUTP) Aceh Barat Daya (Abdya), menggelar seminar awam deteksi dini gangguan jiwa.
Acara akan dilangsungkan besok, Kamis (10/10/2019) besok di ruang Poli Rawat Jalan RSUTP.
Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUTP, dr Aris Fazeriandy MKed (Ped) SPA mengatakan, seminar awam deteksi dini gangguan kejiwaan tentang kesehatan jiwa ini perlu dilakukan.
Agar masyarakat paham dan mengerti gejala awal kejiwaan, yang timbul di dalam keluarga dan lingkungannya.
"Selama ini, banyak orang tidak mengetahui gejala awal gangguan kejiwaan terhadap keluarga dan lingkungannya," ujar Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUTP, dr Aris Fazeriandy MKed (Ped) SPA.
Akibatnya, kata dr Aris, para gangguan jiwa dilakukan pengobatan setelah yang bersangkutan sudah parah.
Baca: Kisah Cinta Anggota TNI dan Istrinya yang Tewas Dalam Karung, Menikah Siri hingga Jadi Korban KDRT
Bahkan, harus dibawa ke Rumah Sakit Jiwa terlebih dahulu.
Untuk itu, Aris mengajak masyarakat hadir, untuk mengenali gangguan jiwa di lingkungan tempat kita tinggal.
"Kita berharap, semoga dengan kegiatan ini, selain bisa menambah ilmu masyrakat, juga bisa mengurangi jumlah masyarakat Abdya gangguan jiwa," katanya.
Ia mengatakan seminar itu terbuka untuk umum.
Bagi siapa yang ingin ikut bisa datang langsung ke RSUTP.
Seminar tidak dipungut biaya.
"Semingar ini gratis, maka datang saja. Pematerinya dokter jiwa RSUTP yaitu dr Sufriati SpKJ," pungkasnya.
Untuk diketahui, jumlah warga Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) yang menderita gangguan jiwa tahun 2019 terdata mencapai 597 orang.
Mereka tersebar di sembilan kecamatan.
Baca: Lolos Hukuman Mati, Warga Aceh Tamiang Kembali Pasarkan Sabu-Sabu dari Balik Jeruji
Jumlah itu meningkat 40 orang.
Dibandingkan penderita tahun lalu tercatat 557 orang.
Di antara penderita 597 orang ,sedang dalam penanganan petugas di puskemas-puskesmas itu.
Dua penderita di antaranya harus dipasung.
Ketua Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Abdya, Irwandi Azmi saat dikonfirmasi Serambinews.com membenarkan bahwa, jumlah orang gangguan jiwa di Abdya mengalami peningkatan.
Bahkan, ia mengakui ada dua pasien dalam pasungan.
Mereka berada di Desa Ie Mameh dan Desa Alue Pisang, Kecamatan Kuala Batee.
Baca: Pembeli Emas Bawa Timbangan, Cerita Perburuan Harta Karun Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan
Dari data dinas kesehatan setempat, ada 304 penderita kategori mandiri, 189 penderita ketegori bantuan, 62 penderita kategori ketergantungan, dan 2 penderita harus dipasung atas permintaan mayarakat.
Ada pun yang menjadi faktor penyebab sehingga mengalami gangguan jiwa, disebabkan faktor genetik, lingkungan, sosial ekonomi, dan narkoba.
Sebanyak 597 penderita ganguan jiwa tersebut, sedang dalam penanganan dan dikunjungi (visit) oleh petugas di puskesmas-puskemas setempat.
Penanganan yang dilakukan ketika ditemukan kasus penderita gangguan jiwa, maka Puskesmas lokasi tempat tinggal penderita sakit jiwa merujuk yang bersangkutan ke RSUTP.
Bila dianggap perlu, dirujuk lagi ke Rumah Jiwa Meulaboh atau Banda Aceh. (*)
Baca: Tim SAR Temukan Satu Orang Korban Tenggelam Meninggal Dunia, Satu Lagi dalam Pencarian