Mariani Harahap,  Doa Yatim dan Jompo

Sukses di usia muda bukanlah perkara yang mudah. Tapi berkat kegigihan, usaha keras, doa, tekad yang kuat, serta selalu kerja sama

Editor: bakri
IST
Mariani Harahap 

Sukses di usia muda bukanlah perkara yang mudah. Tapi berkat kegigihan, usaha keras, doa, tekad yang kuat, serta selalu kerja sama dengan suami, akan membuat kesuksesan itu bukanlah hal yang mustahil.

Hajjah Mariani Harahap SE, perempuan kelahiran Medan, 10 Agustus 1973 telah memberikan bukti. Berjuang dari nol, Mariani kini menjadi pengusaha, politisi, dan first lady Kota Subulussalam. “Semua yang kami peroleh ini tidak terlepas dari doa orang tua, anak yatim, orang miskin dan jompo. Karena kami di Subulussalam bisa dikatakan berjuang dari nol,” kata istri Wali Kota Subulussalam H Affan Alfian Bintang, SE dalam wawancara dengan Serambi, di Pendapa Wali Kota Subulussalam, Sabtu (5/10) lalu.

Mariani Harahap merupakan anak kelima pasangan almarhum Mangaraja Sukandar Haharap dengan Hj Siti Gabena Dalimunthe. Namanya cukup masyhur di kalangan masyarakat Kota Subulussalam, bukan hanya sekarang tapi sejak era 2000-an.

Sosok Mariani Haharap dikenal sebagai pengusaha yang banyak membantu pedagang dan masyarakat Kota Sada Kata. Yah, Mariani Harahap, sekarang adalah salah satu pengusaha sukses, mulai sembako hingga supplier tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.

Selain ulung dalam dunia bisnis, wanita delapan bersaudara ini juga piawai di dunia politik. Buktinya, wanita pecinta kucing ini selama dua periode berhasil menjadi anggota DPRK, bahkan lima tahun terakhir sebagai unsur pimpinan.

Mariani yang pada Pemilu 2019 lalu tak lagi mencalonkan diri menjadi anggota DPR, suses menggembleng dua anaknya, Ade Rizky Noviani Bru Bintang dan Ade Fadly Pranata Bintang S.Ked, hingga melanggeng ke gedung DPRK Subulussalam.

Bahkan, sang putra yang merupakan lulusan kedokteran Unsyiah kini ditetapkan menjadi Ketua DPRK Subulussalam periode 2019-2024. Ade Fadly yang tercatat menjadi Ketua DPRK termuda di Indonesia sebenarnya tidak pernah disiapkan untuk menjadi anggota DPRK Subulussalam. Mariani dan suaminya lebih berharap Ade Fadly menjadi dokter spesialis.

Tapi perkembangan politik saat pilkada membuat Ade Fadly tertarik ikut dalam perhelatan Pemilu 17 April 2019. Mariani dan Affan Bintang yang semula keukeuh ahirnya luluh dan merestui niat sang anak maju dengan catatan tetap melanjutkan pendidikan. Sebab, Ade Fadly diharapkan akan menjadi dokter spesialis penyakit dalam.

Beragam nikmat yang sudah dikecap dan dirasakan Mariani Harahap bersama keluarga tidak terlepas dari usaha tertatih-tatih yang dibangun puluhan tahun silam. Benar, semua yang diraih keluarga Mariani Harahap saat ini bukan hadiah yang jatuh begitu saja tapi berkat usaha, ketabahan dan doa.

Betapa tidak, jauh sebelum menjadi pengusaha sembako terbesar, Mariani sebenarnya adalah ‘Parengge-rengge’ dalam istilah bahasa Karo, Tapanuli atau Batak Toba yang artinya pedagang pasar tradisional. “Dulu kami pedagang pasar, kalau istilah Tapanuli atau Toba parengge-rengge, berjualan dari pasar ke pasar,” ujar Mariani.

Berkas usaha dan doa, sosok wanita penikmat makanan pelleng dan daun ubi tumbuk ini sukses menjalankan usaha yang dinamai UD Kiki Bintang. Lewat usaha sembako, Mariani membangun jaringan berupa pedagang kaki lima atau parengge-rengge hingga warung eceran atau toko di Subulussalam.

Ikatan bisnis membuat hubungan Mariani dengan ratusan pedagang termasuk petani di Subulussalam cukup erat. Hingga akhirnya, saat awal Subulussalam mekar dan menggelar Pilkada perdana 2008-2009, sang suami Affan Alfian Bintang, terpilih sebagai wakil wali kota, mendampingi Merah Sakti. Pada Pemilu 2009, giliran Mariani terpilih sebagai anggota DPRK.

Karier dan kehidupan Wali Kota Subulussalam yang saat ini dianggap berwarna karena sukses berbagai bidang, tidak terlepas dari istri tercintanya, Mariani membuktikan bahwa melalui manis-getirnya berumah tangga itu bisa jadi ajang untuk saling menguatkan. 

“Sejak awal berumah tangga, bapak (Affan Bintang-red) selalu melibatkan saya dalam hal apapun. Bahkan apa yang kami jalani sekarang juga atas usaha bersama. Misalnya mau buat usaha nanti musyawarah, atau bapak mau ikut gabung partai politik juga kami berkomunikasi. Komunikasi kami bukan hanya saat merintis, tapi setelah sukses juga terus terjalin, begitulah seterusnya,” cerita Mariani.(khalidin)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved