Bidan Desa

Sekda: Bidan Desa Ujung Tombak Atasi Persoalan Balita Pendek dan Ibu Hamil Resti

Sebelum melakukan rapat kerja dengan para bidan, dokter dan tenaga kesehatan itu, Taqwa terlebih dahulu melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah Puske

Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/RAHMAT SAPUTRA
Sekretaris Daerah Aceh, dr Taqwallah berfoto bersama dengan para bidan desa saat melakukan kunjungan ke kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Sabtu (12/10/2019) di Aula DPRK Abdya. 

Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Sekretaris Daerah Aceh dr Taqwallah melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Sabtu (12/10/2019).

Kunjungan itu dalam rangka melakukan rapat kerja lanjutan percepatan program bersih, estetis, hijau (Bereh) stunting dan JKA.

Sebelum melakukan rapat kerja dengan para bidan, dokter dan tenaga kesehatan itu, Taqwa terlebih dahulu melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah Puskesmas, kantor camat, dan Rumah Sakit Umum Teungku Peukan, Jumat (11/10/2019) malam.

"Sidak yang kita lakukan itu, untuk melihat cara tenaga kesehatan bekerja dan tempat yang kita kunjungi, apakah sudah 'bereh' atau belum," kata Taqwallah yang disaksikan oleh Bupati Abdya Akmal Ibrahim SH, Sekda Abdya Drs Thamrin dan sejumlah kepala SKPK.

Jelang Peringatan Hari Santri Nasional, Kadisdik Dayah Aceh Audiensi dengan Wali Nanggroe

Gedung Pusat Diagnostik di RSUD Tgk Chik Di Tiro Sigli, Pidie Terbengkalai

Bupati Bener Meriah Pastikan Kopi Gayo Masih yang Terbaik

Karena, lanjutnya, salah satu upaya menekan angka stunting, bidan desa menetap di tempat ditugaskan.

"Bidan desa menjadi ujung tombak persoalan kesehatan, khususnya persolan stunting, maka kami meminta bidan desa harus bekerja dengan serius," ungkapnya.

Untuk itu, Taqwa meminta agar kepala Puskesmas dan kepala dinas kesehatan harus memastikan, bidan desa selalu ada di desa, dan sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat, dan ibu hamil dan menyusui, khususnya program kesehatan.

"Tak lupa, bidan harus memastikan ibu hamil di tempatmya bertugas, sudah mempunyai buku KIA, dan tak kalah penting selain memberikan tablet tambah darah saat hamil, bidan, harus memeriksa ibu hamil minimal 4 hingga 6 kali," pintanya.

Bukan itu saja, Taqwa juga berpesan saat akan melahirkan, ibu hamil harus didampingi dan statusnya dipastikan, apakah akan melahirkan secara normal atau pun masuk dalam kelompok resiko tinggi (resti).

"Kalau ibu hamil masuk kelompok resti, bidan harus merujuk, dan harus mendapatkan penanganan dari dokter ahli kandungan, ini penting sehingga tidak menambah resiko ibu dan bayi meninggal dunia," sebutnya.

Dia tambahkan, setelah bayi lahir, bidan harus memastikan bayi yang baru lahir harus mendapatkan ASI hingga 2 tahun. Karena, jika bayi mendapatkan susu ASI, maka bayi tersebut akan terhindar dari penyakit infeksi.

Sementara itu, kepala Dinas Kesehatan Abdya, Safliati SST MKes mengatakan sangat mendukung program Bereh yang digagas oleh pemerintah Aceh.

"Sebelum program ini digagas, Alhamdulillah sudah kita memulai, seperti senam dan gotong royong di masing-masing puskesmas setiap jumat," ujarnya.

Bukan itu saja, kata Safliati, kewajiban bidan desa yang harus ada di tempat bertugas, sudah diterapkan sejak dulu, sehingga memudahkan masyrakat untuk mendapatkan pelayanan dari petugas.

"Selama ini, kita selalu menghimbau masyarakat untuk mengawasi kinerja bides, jika tidak ada di tempat segera laporkan, dan alhamdulillah bides kini selalu ada di tempat, termasuk di daerah terpencil," pungkasnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved