Kaki Gajah
Cegah Penyakit Kaki Gajah, Ketua TP PKK Hj Mariani Ajak Warga Minum Obat Filariasis Bersama
Tim PKK Subulussalam mengajak masyarakat untuk bersama-sama minum obat filariasis guna mencegah terjangkitnya penyakit kaki gajah.
Penulis: Khalidin | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Khalidin | Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSALAM – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Subulussalam, Hj Mariani Harahap SE turun tangan ke lapangan mengajak masyarakat untuk bersama-sama minum obat filariasis guna mencegah terjangkitnya penyakit kaki gajah.
”Kami harap masyarakat tidak menyia-nyiakan waktu, mari kita jaga sebelum terjadi,” kata Hj Mariani Harahap dalam sambutannya pada acara kegiatan minum obat kaki gajah, Senin (14/10/2019) di Penanggalan.
Hj Mariani menyampaikan betapa Pemerintah Kota Subulussalam melalui Dinas Kesehatan terus berupaya menekan angka penderita penyakit kaki gajah yang ada di daerah tersebut dengan cara menggencarkan sosialisasi di masyarakat.
Dikatakan, penyebaran penyakit kaki gajah harus dihentikan bersama dengan melakukan minum obat bersama-sama.
Kegiatan tersebut sekaitan dengan bulan Eliminasi Penyakit Kaki Gajah (BELKAGA) yang dilaksanakan setiap Oktober.
Setiap Oktober merupakan bulan dimana setiap penduduk yang tinggal di kabupaten/kota endemis penyakit Kaki Gajah di seluruh wilayah Indonesia secara serentak minum obat pencegahan penyakit kaki gajah.
Mantan Wakil Ketua DPRK Subulussalam ini menambahkan kesadaran minum obat tersebut, akan mengeliminir terserangnya penyakit kaki gajah.
Untuk itu, seluruh elemen masyarakat diharapkan dapat mengkampanyekan dan mensosialisasikan mengenai penyakit kaki gajah.
“Rumah dan lingkungan kita juga harus bersih dan sehat, agar terhindar dari gigitan nyamuk filariasis, dan mandi secara teratur dan kegiatan minum obat ini disebut.
Belkaga merupakan langkah akselerasi untuk mewujudkan Indonesia Bebas Kaki Gajah tahun 2021 termasuk Kota Subulussalam,” ujarnya
Sebelumnya, Hj Maiani juga menyampaikan selain kaki gajah, permasalahan kasus stunting atau anak pendek di Kota Subulussalam ternyata sangat tinggi.
Angka stunting di kota yang mekar 2 Januari 2007 ini masih mencapai 1.527 anak.
Menurut Mariani, persoalan stunting berkaitan erat dengan masalah kecacingan. Sebab, kecacingan menjadi salah satu indikator penyebab stunting atau anak pendek. Sementara permasalahan stunting di Subulusalam menurut Mariani menunjukan angka yang sangat tinggi.
Berdasarkan data dari Puskesmas se Kota Subulussalam terdapat 1.527 anak stunting.