Sofyan Djalil Anak Tukang Cukur dari Aceh Lanjut Jadi Menteri ART, Sudah Jabat 5 Pos Menteri Berbeda
Ternyata Sofyan A Djalil akan kembali masuk ke dalam kabinet kerja jilid 2 di pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Penulis: Faisal Zamzami | Editor: Faisal Zamzami
"Presiden mempercayai saya, kehormatan bisa mengabdi kepada masyarakat dan negara di jabatan ini dan mungkin Presiden menganggap tugas yang lama belum selesai," ucap Sofyan.
Serambinews.com melansir Wikipedia, Sofyan berasal dari keluarga sederhana di Peureulak, Aceh Timur.
Karena dia sadar kemampuan ayahnya yang tukang cukur dan ibunya yang guru ngaji, Sofyan saat kecil mencari uang dengan menjual telur itik di daerahnya.
Sejak dewasa, dia pindah ke Jakarta, dan sempat menjadi penjaga mesjid di Menteng Raya 58 dan kondektur metromini.
Pada saat itu juga ia terlibat dalam aktivitas kegiatan kemasyarakatan sebagai aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII).
Seiring perjalanan waktu, dengan kegigihan yang dimiliki Sofyan, akhirnya dia bisa kuliah di Universitas Indonesia, dan suatu ketika berkenalan dengan Ratna Megawangi dari IPB Bogor, sampai mereka menjalani kehidupan keluarga dan kuliah di Amerika.
Pria kelahiran Aceh Timur, 23 September 1953 itu punya jam terbang cukup tinggi sebagai pemimpin kementerian.
Sejak Oktober 2004 hingga Mei 2007, ia menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika dalam kabinet pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Pada era SBY pula, Sofyan pernah menjabat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Indonesia.
Sementara itu, di Kabinet Kerja, Sofyan telah mencicipi tiga kementerian.
Pada 2014, begitu kabinet baru diumumkan, ia dipilih menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Kemudian, saat presiden melakukan reshuffle tahun 2015, ia dipindahkan menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia atau Kepala Bapennas hingga 2016.
Baru pada 2016 hingga saat ini, ia menduduki posisi Menteri ATR.
Pada periode kedua SBY, Sofyan juga pernah menjabat sebagai Ketua Tim Kajian Strategis (Telstra) Kantor Wakil Presiden Budiono.
Ia membantu Wapres dalam kajian, perumusan dan evaluasi berbagai kebijakan strategis, antara lain, pembangunan Infrastruktur, pendidikan dan reformasi birokrasi.