Berita Abdya
TNGL: Bunga Bangkai yang Ditemukan Warga di Gunung Luboek Teumanggung Abdya Jenis Amorphophallus
“Setelah melihat foto yang saya kirim, petugas Balai TNGL menjelaskan, bunga tersebut merupakan bunga bangkai jenis Amorphophallus atau bunga Apolus,
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Nurul Hayati
“Setelah melihat foto yang saya kirim, petugas Balai TNGL menjelaskan, bunga tersebut merupakan bunga bangkai jenis Amorphophallus atau bunga Apolus, juga menebar bau busuk,” kata Risman.
Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Petugas dari Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) menjelaskan, bunga bangkai yang ditemukan warga di lereng Gunung Luboek Teumanggung, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), merupakan jenis Amorphophallus.
Risman, Petugas Resort TNGL Tangan-Tangan kepada Serambinews.com, Selasa (322/10/2019) menjelaskan, foto bunga langka yang ditemukan warga di Gunung Luboek Teumanggung itu sudah dikirim kepada petugas Balai TNGL Tapaktuan di Kabupaten Aceh Selatan.
“Setelah melihat foto yang saya kirim, petugas Balai TNGL menjelaskan, bunga tersebut merupakan bunga bangkai jenis Amorphophallus atau bunga Apolus, juga menebar bau busuk,” kata Risman.
Bunga bangkai dikatakan ada beberapa jenis.
Tapi bunga bangkai yang ditemukan di Abdya, bukan jenis Raflesia, melainkan jenis Amorphophallus.
Seperti diketahui, bunga bangkai jenis Apolus ditemukan warga di lereng Gunung Luboek Teumanggung, kawasan Gampong Babah Lhueng atau berjarak sekitar 2 km dari bendungan Irigasi Teknis Kuta Tinggi, Kecamatan Blangpidie, Minggu (20/10/2019) sore.
• Atlet Muda STKIP BBG Ini Raih Medali Emas di Open Taekwondo Unsyiah Cup I

Bunga langka itu ditemukan Rafli, warga Desa Kuta Tinggi, Blangpidie, bersama temannya, Azis, warga Desa Perumnas Babah Lhok.
Saat dalam perjalanan pulang dari kebun kopi dari lokasi hulu aliran sungai Krueng Beukah.
Rafli, awalnya mencium bau busuk saat dalam perjalanan menuju kebun kopi melalui jalan kawasan Luboek Teumanggung, kawasan Desa Babah Lhueng.
Tapi, Rafli saat itu tidak tertarik mencari tahu karena mengira bau bangkai itu bersumber dari binatang yang mati.
Kedua warga tersebut terus melanjutkan perjalanan menuju kebun kopi di hulu sungai.
“Saat pulang dari kebun kopi, saya penasaran, kemudian mencoba mencari tahu sumber bau menyengat itu. Setelah masuk sekitar 200 meter dari jalan ke arah semak atau sampai dekat alur kecil, saya menemukan bunga yang menebar bau busuk tersebut,” kata Rafli.
• Anggota DPRK Abdya Desak Baitul Mal Segera Salurkan ZIS Rp 8,3 Miliar, Ini Pertimbangannya

Bunga tersebut sedang mekar, menurut pengakuan Rafli belum pernah dilihat selama ini.