Info Gempa
Mentawai Diguncang Gempa 5 SR Lebih dalam Dua Hari Ini, Ahli Minta Warga Tingkatkan Kewaspadaan
Gempa bumi berkekuatan 5 skala richter mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat dalam dua hari ini, Selasa dan Rabu (22-23/10/2019).
Mentawai Diguncang Gempa 5 SR Lebih Dua Hari Ini, Ahli Minta Warga Tingkatkan Kewaspadaan
SERAMBINEWS.COM, PADANG - Masyarakat di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, diminta meningkatkan kewaspadaan setelah gempa bumi berkekuatan 5 skala richter mengguncang daerah tersebut pada dalam dua hari ini, Selasa dan Rabu (22-23/10/2019).
Peristiwa tersebut kemungkinan menjadi gempa pendahulu dari susulan gempa-gempa lain.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, dalam dua hari ini, total ada tiga gempa berkekuatan 5 skala richter (SR) atau lebih.
Lokasinya di Tuapejat, ibu kota Kepulauan Mentawai yang berjarak sekitar 152 kilometer dari Padang.
Pada Selasa (22/10/2019) pukul 06.49 dan 07.03, terjadi dua gempa dengan kekuatan 5,2 SR dan 5,0 SR.
Lokasinya sekitar 49 kilometer (km) sebelah tenggara Tuapejat dengan kedalaman masing-masing 18 km dan 22 km.
Gempa 3,6 SR juga terjadi pada Selasa pukul 15.24 dengan lokasi 51 km sebelah tenggara Tuapejat pada kedalaman 22 km.
Berikutnya pada Rabu (23/10/2019) pukul 05.11, gempa kembali mengguncang dengan kekuatan 5,4 SR yang kemudian diperbarui menjadi 5,2 SR.
Lokasinya sekitar 50 km sebelah tenggara Tuapejat dengan kedalaman 20 km.

Dikutip dari Kompas.com, praktisi kebencanaan sekaligus ahli geologi dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Ade Edward, Rabu (23/10/2019) mengatakan, gempa dua hari beruntun di Kepulauan Mentawai dengan guncangan relatif kuat perlu menjadi perhatian.
Gempa tersebut bisa saja merupakan gempa pendahulu bagi gempa yang lebih besar.
“Gempa awal di kawasan ini perlu dimonitor dan dianalisis segera dengan lebih teliti agar dapat diketahui, apakah yang terjadi adalah gempa pendahulu bagi gempa yang lebih besar. Bila diketahui gempa itu pendahulu, tentu dapat dilakukan langkah antisipasi penyelamatan dini,” kata Ade, yang juga Kepala Sekretariat Satuan Koordinasi Pelaksana Penanganan Bencana (Satkorlak PB) Sumbar dalam operasi tanggap darurat gempa Padang pada 30 September 2009.
• Setiap Gempa Terjadi, Ingat 20 Detik 20 Menit dan 20 Meter!
• Sunda Megathrust, Ancaman Besar Bagi Jakarta yang Berpotensi Timbulkan Gempa Hingga 9 SR
• BMKG Beri Penjelasan Terkait Potensi Gempa Bermagnitudo 8,9 di Mentawai Sumatera Barat
Menurut Ade, di Kepulauan Mentawai, terdapat Zona Seismic Gap Siberut-Sipora.
Kawasan ini menyimpan energi gempa, tetapi masih jarang melepaskannya.
Oleh sebab itu, gempa-gempa kecil di kawasan tersebut perlu diwaspadai perkembangannya karena sewaktu-waktu bisa saja melepas energi besar yang berpotensi memicu gempa besar.
Selain Zona Seismic Gap Siberut, di Kepulauan Mentawai terdapat pula Zona Seismic Gap Pagai. Meskipun zona itu pernah mengeluarkan energi yang memicu gempa 7,2 SR dan tsunami pada 2010, kawasan tersebut masih menyimpan energi dan relatif masih jarang terjadi gempa.
Laporan gempa dari BMKG yang dihimpun Kompas, sebelum gempa dua hari terakhir, telah terjadi lima kali gempa kecil di sekitar Kepulauan Mentawai sejak 15 Mei 2019. Gempa tersebut berkisar 3 SR hingga 4,8 SR.
Tidak ada korban
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kepulauan Mentawai Amir Ahmari mengatakan, tidak ada laporan korban ataupun kerusakan bangunan akibat gempa yang mengguncang Kepulauan Mentawai dua hari terakhir.
Namun, di Dusun Mapadegat, Tuapejat, kabel listrik salah satu rumah warga rusak atau terlepas.
Amir melajutkan, sebagian besar warga di Kepulauan Mentawai merasakan gempa. Saat gempa, ada sejumlah warga mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi ataupun ke rumah sanak saudara yang berada di zona aman.
“Kami selalu mengimbau warga untuk waspada dan selalu melakukan evakuasi mandiri,” kata Amir.
Sebagai antisipasi gempa lanjutan, Amir mengimbau warga menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
Warga diimbau pula memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan yang membahayakan.
BACA JUGA BERITA POPULER
• Posisi Susi Pudjiastuti Diganti Edhy Prabowo, Cuitan Bu Susi Trending di Twitter
• Susunan Lengkap Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Maju 2019-2024, Dua Orang Putra Aceh
• Jokowi Tak Pilih AHY Jadi Menteri, Annisa Pohan Mendadak Tulis Kalimat Bijak Soal Kebesaran Hati
• AHY Gagal Jadi Menteri Gara-gara Tak Harmonis Hubungan SBY dengan Megawati? Benarkah?
Gempa Dirasakan warga
Elza Desriki (26), warga Dusun Karang Anyar, Desa Sipora Jaya, Sipora Utara, Kepulauan Mentawai, Rabu mengatakan, gempa terasa kuat sekitar 5-10 detik di sekitar rumahnya.
Ia bersama warga sekitarnya langsung ke luar rumah. “Guncangannya seperti ada mobil besar yang lewat, tetapi lebih kuat,” kata Riki saat dihubungi dari Padang, Sumbar.
Menurut Riki, gempa tidak sampai merusak bangunan dan menimbulkan korban. Warga di sekitar rumahnya juga beraktivitas seperti biasa. Ditambahkannya, kekuatan gempa Rabu pagi hampir sama dengan gempa pada Selasa pagi.
Gempa dirasakan pula oleh Hariyanto Suwito (54), warga Dusun Seai Baru, Desa Sikakap, Sikakap, Kepulauan Mentawai.
Hari dan keluarga serta warga sekitar yang tinggal di sekitar pesisir juga sempat ke luar rumah saat gempa, tetapi tidak sampai mengungsi ke tempat tinggi. Menurut Hari, terakhir kali ia merasakan gempa relatif kuat ini pada pertengahan 2018.
“Pas gempa kami keluar rumah. Menunggu apakah ada gempa susulan atau tidak. Karena tidak ada, kami kembali ke dalam rumah, beraktivitas seperti biasa,” kata Hari.
Dia menambahkan, keluarganya dan warga sekitar sudah terbiasa menyikapi gempa. Mereka sudah punya pengalaman pada gempa 2007 dan 2010. Warga beberapa kali juga telah mengikuti simulasi gempa dan tsunami.
Gempa dangkal
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa pada Rabu pagi di Kepulauan Mentawai merupakan gempa bumi dangkal.
Gempa bumi dipicu aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia tepat di zona megathrust.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” kata Rahmad dalam keterangan tertulisnya. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi itu tidak berpotensi tsunami.
Dari catatan BMKG, guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Tua Pejat sebesar sebesar IV MMI (pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah). Di Painan, Padang, Pariaman, guncangannya sebesar III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah; terasa getaran seakan-akan truk melintas).
Sementara itu, di Padang Panjang, Sawahlunto, Payakumbuh, Bukittinggi, Solok guncangan gempa sebesar II MMI (getaran dirasakan beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Sumber: Kompas.com, Penulis Yola Sastra
Artikel ini tayang di Kompas.com (https://bebas.kompas.id) dengan judul "Tingkatkan Kewaspadaan di Kepulauan Mentawai"