Bukan untuk Bagikan Tarian & Musik, ISIS Pakai TikTok untuk Sebarkan Video Mengerikan
Bukan untuk membagikan tarian dan musik seperti yang umumnya digunakan para remaja, militan ISIS menggunakannya untuk membagikan video mengerikan.
Setiap video eksekusi menerima kisaran 25 hingga 125 like.
Klip pertama mulai muncul di TikTok tiga minggu lalu dan video terbaru diposting dua hari lalu.
Salah satu akun itu konon dimiliki oleh seorang wanita.
Akun itu memposting video propaganda ISIS serta lagu dan foto senjata.
• Anggota DPR RI asal Aceh, Irmawan: tidak Ada Relevansi Bendera dengan Kesejahteraan Masyarakat
• Hujan Deras Beberapa Hari, Muara Pantai Bali di Susoh Tersumbat, Ini yang Dilakukan Nelayan
• Beredar Kabar Oknum Anggota DPRK Aceh Timur Diamankan, Diduga Terlibat Penyalahgunaan Narkoba
Menggunakan TikTok kemungkinan merupakan pilihan strategis oleh militan ISIS karena aplikasi tersebut meledak dengan popularitasnya sejak 2018 dan merupakan aplikasi ketiga yang paling terinstal di dunia.
Sekitar 30 persen penggunanya juga masih remaja, berusia di bawah 18 tahun.
Sebelumnya, ISIS telah mencoba menyebarkan agenda ekstremis mereka di Facebook, Twitter, Alphabet, dan YouTube.

Mereka menyertakan emoji-emoji dalam video mengerikannyavia Daily Mail
TikTok telah melarang organisasi teroris dan kriminal menggunakan aplikasi berbagi video.
"JANGAN gunakan TikTok untuk mempromosikan dan mendukung organisasi-organisasi ini," kata perusahaan itu dalam pedomannya.
"Konten ini menjijikkan, pelanggaran yang jelas terhadap kebijakan kami dan telah dihapus dari platform kami," kata juru bicara TikTok.
Juru bicara mengatakan bahwa TikTok bekerja dengan para ahli untuk melindungi dari perilaku berbahaya pada aplikasi dan menyaring konten dan akun yang terkait dengan teroris.
Pengungkapan video penyiksaan kejam itu muncul setelah video propaganda ISIS ditemukan awal pekan ini.
Klip-klip itu menggambarkan mayat-mayat yang diarak di jalan-jalan dan memperlihatkan para pejuang ISIS dilengkapi senjata, dan menyoroti para wanita yang menyebut diri mereka 'jihadis dan bangga'.
Banyak dari video itu diatur dengan lagu-lagu ISIS yang diputar di latar belakang.
