Hama Padi
Diserang Burung Pipit, Petani di Blang Dalam Abdya Potong Sebagian Batang Padi sebelum Panen
Anwar sendiri mengaku sudah memanen areal padi miliknya, namun hasil gabah merosot drastis, setelah diserang hama burung pipit, termasuk tikus. Setela
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Beberapa petani di Desa Blang Dalam, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), memotong sebagian batang padi sebelum memasuki panen.
Dari batang padi yang tersisa setengah lagi, diharapkan tumbuh baru yang oleh petani disebut cidieng padi untuk dipanen beberapa waktu ke depan.
Tindakan memotong setengah batang padi Musim Tanam (MT) Gadu 2019 dilakukan petani karena menilai tidak mungkin lagi dipertahankan, setelah areal tanaman yang sudah mekar malai dan merunduk itu diserang hama, terutama burung pipit.
Keterangan diperoleh Serambinews.com di lokasi, Jumat (25/10/2019), beberapa petani yang telah memotong sebagian batang padi sebelum dipanen itu antara lain dilakukan Yaman.
“Tanaman padi yang sudah merunduk nyaris habis dimangsa burung pipit sampai tinggal ranting. Lalu, pemiliknya memutuskan memotong sebagian batang padi. Dari batang padi yang tersisa akan tumbuh cidieng, kemudian ditunggu untuk dipanen,” kata Anwar, salah seorang petani setempat.
Anwar sendiri mengaku sudah memanen areal padi miliknya, namun hasil gabah merosot drastis, setelah diserang hama burung pipit, termasuk tikus. Setelah panen, lahan sawah diolah untuk segera ditanam kembali.
Seperti diberitakan, areal tanaman padi Musim Tanam (MT) Gadu 2019 di Desa Blang Dalam, Susoh, Kabupaten Abdya, luas sekitar 100 hektare (ha), sebagian dipanen cepat, dan sebagian lainnya sedang merunduk dan mekar malai.
Tanaman padi tersebut milik ratusan anggota Kelompok Tani (KT), yaitu Sabee Pakat, Suka Maju, Sehati dan Tani Makmur. Lahan ini menjadi lokasi tanam perdana MT Gadu 2019 tingkat Kabupaten Abdya pada 14 Juli 2019 lalu.
• Akses Menuju Kampung Pantan Kemuning dan Kampung Cekal Baru Lumpuh, Material Tanah Tutupi Jalan
• Lahan Padi Petani Blang Dalam di Abdya Diserang Hama Tikus dan Pipit
• Kronologi 17 TKI Ilegal dari Malaysia Diamankan di Perairan Riau, Ada 1 Orang Bayi
Tanam perdana yang dipusatkan di Desa Blang Dalam, dilakukan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, bersama Bupati Abdya, Akmal Ibrahim, Wakil Bupati, Muslizar MT, Kadis Pertanian dan Perkebunan, A Hanan Manan dan sejumlah pejabat lainnya.
Saat tanam perdana dilakukan, sebagian besar areal sawah sekitarnya belum melaksanakan penanaman, bahkan masih ada lahan belum digarap.
Diduga karena jadwal tanam lebih cepat dibandingkan dengan lahan sekitar sehingga tanaman padi menjadi ‘bulan-bulanan’ serangan hama tikus, dan saat mekar malai menjadi sasaran hama burung pipit, termasuk walang sangit.
Pantauan Serambinews.com, Jumat (25/10/2019), beberapa petani mempercepat panen, kemudian lahan segera diolah untuk ditanam kembali. Seperti dilakukan Mukhsin dan Anwar karena tidak sanggup lagi menjaga serangan burung pipit sejak pagi sampai menjelang malam.
Hasil panen yang didapat merosot drastis, kalau tidak mau disebut gagal panen setelah dibandingkan hasil diperoleh sebelumnya.
“Sawah seluas enam bambu benih, gabah hasil panen hanya 6 goni isi 40 kg. Biasanya, bisa dapat 16 goni,” kata Anwar. Lahan sawah yang baru saja dipanen sudah diolah kembali menggunakan traktor untuk ditanam kembali.
Asraful, warga Blang Dalam menjelaskan ada petani dengan luas lahan satu naleh benih (1/3 ha) hanya mendapat gabah 10 goni, padahal panen sebelumnya bisa dapat gabah paling tidak 40 goni. Hasil panen yang merosot drastis akibat tanaman padi diserang hama, terutama tikus dan burung pipit dalam jumlah besar.
Padi dalam kondisi mekar malai dan sedang berisi (merunduk) sekarang ini menjadi sasaran serangan hama burung pipit. Petani harus menjadi sejak pagi sampai menjelang malam.
Selain menjaga langsung di lokasi, petani juga membentangkan tali khusus warna perak berkilau di atas seluruh areal tanaman padi untuk mengusir burung pipit yang datang menyerang secara berkelompok, namun upaya itu kurang berhasil.
“Burung pipit yang sudah hinggap pada batang padi tidak mau terbang meskipun dihalau dalam jarak dekat,” kata Anwar.
Diperkirakan, hasil panen tanaman tersebut juga merosot akibat diserang hama tikus dari bawah dan burung pipit dari atas.
Sebagai cacatan, sebelumnya Koordinator Pengamat Hama Penyakit (PHP) pada Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Abdya, Ewinda Gusma SP kepada Serambinewsw.com menjelaskan, pihaknya hampir setiap hari turun melihat perkembangan tanaman padi di Desa Blang Dalam Susoh yang dilaporkan diserang hama.
Upaya mengatasi serangan hama tikus, PHP Abdya, telah menyalurkan bantuan racun tikus jenis Petrokom melalui ketua kelompok tani. Penyaluran racun tikus itu setelah minta persetujuan Laboraturium Puloe Ie, Nagan Raya.
Racun tikus yang bentuknya seperti sabun itu akan diletakkan di sejumlah titik dalam areal tanaman padi.
Sedangkan mengatasi hama burung pipit, menurut Ewinda Gusma, sudah diupaya maksimal oleh petani anggota kelompok setempat. Petani menjaga tanaman padi yang keluar malai sejak pagi sampai menjelang malam.
Sebagian petani lainnya mengusir burung pipit dengan memasang tali warna perak di atas permukaan areal tanaman padi dan ada juga petani mengusir burung pipit dengan menggunakan ketapel.(*)