Berita Banda Aceh

Kopi Gayo Diterpa Isu 'Pahit' Jelang Panen Raya, Begini Reaksi Anggota DPRA

Kabar kopi gayo terkontaminasi racun rumput yang menghebohkan masyarakat dataran tinggi Gayo dalam beberapa hari ini juga menjadi perhatian ...

Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Jalimin
SERAMBI/BUDI FATRIA
Petani memetik kopi arabika Gayo di Kampung Jamur Ujung, Kecematan Wih Pesam, Bener Meriah, Rabu (23/10/2019). 

Kopi Gayo Diterpa Isu 'Pahit' Jelang Panen Raya, Begini Reaksi Anggota DPRA

Laporan Masrizal | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Kabar kopi gayo terkontaminasi racun rumput yang menghebohkan masyarakat dataran tinggi Gayo dalam beberapa hari ini juga menjadi perhatian dua anggota DPRA asal Gayo, Hendra Budian dan Bardan Sahidi.

“Bagi saya, pemerintah harus turun tangan untuk meluruskan persoalan ini kepada masyarakat, agar tidak terjadi kegamangan pada petani. Kami juga meminta dinas terkait segera bentuk tim khusus,” kata Hendra kepada Serambinews.com, Senin (28/10/2019).

Politisi Golkar itu menyatakan, sudah saatnya pemerintah mengatur regulasi produksi kopi dari hulu hingga hilir. Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, katanya, tidak boleh diam.

“Kami meminta Pemerintah Aceh untuk segera mencari solusi terbaik,” ujar dia.

Jika tidak disikapi dengan bijak dan cepat, sambung Hendra, ditakutkan isu komoditi unggulan Gayo ini mengandung racun akan menjadi permainan di berbagai tingkatan. Sehingga, sambung dia, yang dirugikan adalah petani kopi itu sendiri.  

“Karena itu, saya mendesak Pemerintah Aceh melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh untuk meluruskan persoalan itu dan menjelaskannya kepada petani. Selain itu cari solusi agar hal serupa tidak terulang lagi dikemudian hari,” ungkap dia.

Pengendara Minta Jalan Nasional Berlubang di Nagan Raya Diperbaiki Maksimal

Pemkab Aceh Barat Serahkan Ternak Sapi untuk Kelompok Tani

MPU Aceh Utara Sosialisasi Produk Halal Kepada Keuchik, Ini Sebabnya

Anggota DPRA dari PKS, Bardan Sahidi tidak membantah adanya perlakuan instan petani kopi dalam membasmi rumput yaitu dengan cara menyemprot. Akan tetapi, jumlahlah sangat sedikit dari jumlah luasan kebun kopi yang mencapai 30 ribu hektar.

“Kalau disebutkan kopi gayo terkontaminasi residu racun tidak semuanya, jangan menjeneralkan semua kopi Gayo,” ungkap Bardan Sahidi yang saat dihubungi Serambinews.com, sedang berada di Aceh Tengah.

Bardan menduga isu itu sengaja dihembuskan oleh pembisnis internasional jelang panen raya kopi Gayo pada bulan November dan Desember agar harga kopi Gayo jatuh. Sebab saat ini kopi Brazil dan Vietnam sedang terdampak salju.

Atau bisa jadi, sambungnya, karena selama ini kopi Gayo dikirim via Pelabuhan Balohan, Sumatera Utara, sebelum dikrim kopi Gayo diblending (campur) dengan kopi lain oleh pihak tertentu, sehingga kualitas kopi Gayo menjadi beda.

Namun apapun yang terjadi, Hendra dan Bardan tetap mendorong Pemerintah Aceh untuk menyikapi persoalan itu dengan segera. Sehingga petani yang sedang menunggu musim panen raya tidak dirugikan dengan isu itu.(*)

Ini 10 Jabatan Eselon II Kosong yang akan Dilelang di Aceh Utara, Anda Berminat?

Camat Sawang Turun ke Gampong - Gampong Lakukan Monitoring Dana Desa, Berikut Temuannya

Rp 3 Miliar Anggaran Bimtek Keuchik di Abdya akan Menjadi Silpa, Ini Penyebabnya

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved