Kader PKS Terjerat Sabu
Dituding Jebak Kader PKS dengan Sabu dalam Mobil, Mustafa MY Minta Abang Kandung S Cabut Tuduhan
Mustafa mengatakan dalam kasus ini terindikasi sarat muatan politik. Karena, PKS selaku partai oposisi yang saat ini sedang naik daun baik tingkat n
Penulis: Seni Hendri | Editor: Ansari Hasyim
Kemudian Tgk Mustafa mengaku mengetahui kadernya anggota DPRK dari PKS berinisial S diamankan Sat Narkoba Polres Aceh Timur, terkait narkoba, Kamis pagi setelah dikonfirmasi seorang wartawan.
Rabu sebelumnya dia menghadiri pemakaman kakek istrinya di Medan.
“Mobil saya pinjam Senin (21/10) sedangkan dia ditangkap Rabu (23/10). Artinya, jika saja mobil itu ke Medan maka sudah dua kali pulang pergi, dan bisa banyak kemungkinan terjadi selama itu,” ungkap Mustafa.
Tgk Mustafa mengaku tidak ada kepentingan baginya untuk menjatuhkan S yang merupakan kader terbaik PKS yang lolos ke DPRK dari 11 caleg di Dapil 2 Aceh Timur.
“Tidak ada kepentingan bagi saya untuk menghancurkan kader terbaik saya. Kecuali saya caleg di bawah dia, tapi saya sebelumnya Caleg DPRA, selain itu saya ketua partai jadi tidak ada hubungannya,” ungkap Mustafa.
Mustafa mengatakan sangat sulit baginya bersama kader membesarkan Partai PKS di Aceh Timur, karena dua periode sebelumnya tidak ada kursi DPRK, tapi kini terisi dua kursi dari Dapil 2, dan 5 Aceh Timur.
“Saya bangun partai ini dengan modal apa adanya terus kemudian setelah dapat dua kursi saya hancurkan. Maka gak mungkin, begitu juga dengan kasus ini jika saya yang melakukannya maka saya menghancurkan rumah saya sendiri,” ungkap Mustafa.
Mustafa mengatakan, pascasebulan S dilantik meminta surat pernyataan dari Ketua DPD PKS bahwa ia tidak akan di-PAW sebagai syarat untuk mengambil kredit di Bank.
Mustafa mengaku mengeluarkan surat pernyataan tidak PAW itu sebagai bentuk dukungannya kepada S.
“Setelah saya buat, langsung dia ajukan. Begitu cair dia langsung beli mobil Toyota Rush. Karena, sudah seperti keluarga, dan merupakan hal biasa antar sesama pengurus pinjam pakai mobil karena itu Senin sore itu kami pinjam mobil S menjemput anak,” ungkap Mustafa.
Alasan pihaknya meminta wanita pendamping S turun dari mobil Toyota itu, karena ia pergi bersama istri, sehingga tidak nyaman.
“Istri saya saat itu juga tidak ada bawak apapun. Saya juga hanya kenakan kain sarung, lalu kami dituduhkan menjebak dengan menaruk narkoba di dalam mobil. Ini tidak benar, mereka terlalu dini menuduh kami,” ungkap Mustafa.
Peminjaman mobil antar kader dalam PKS selaku partai dakwah dan membangun ukhuwah, jelas Mustafa, merupakan hal biasa. Hanya saja muncul kasus terhadap S sehingga rembetannya menjadi panjang.
Kamis pagi setelah dapat informasi kadernya S diamankan Polisi, saat itu, ungkap Mustafa ia mengkonfirmasi S dan S mengaku di rumahnya.
“Kamis itu saat saya tanyak S mengaku berada di rumah, dan dia mengaku Rabu sempat diperiksa terkait narkoba. Lalu saya sarankan pergi ke Medan untuk rileks. Karena saya sebagai ketua ingin melindungi kader saya. Persoalan dia bersalah atau tidak itu urusan belakangan,” ungkap Mustafa, seraya menyebutkan, sempat mengingatkan S agar ikut coffe morning dengan pengurus Minggu pagi.