Berita Jakarta
Mantan Wapres JK Terima Kunjungan Mantan Wagub Aceh Muhammad Nazar
Artinya semua tokoh di Aceh baik yang sedang berkuasa maupun yang tidak sedang dalam kekuasaan wajib memperhatikan kemajuan Aceh.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Nur Nihayati
Artinya semua tokoh di Aceh baik yang sedang berkuasa maupun yang tidak sedang dalam kekuasaan wajib memperhatikan kemajuan Aceh.
Laporan Fikar W.Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA --- Mantan Wakil Presiden (Wapres) M. Jusuf Kalla menerima kunjungan mantan Wakil Gubernur (Wagub Aceh) Muhammad Nazar di kediaman pribadi kawasan Darmawangsa, Jakarta, Sabtu (2/11/2019) malam.
"Beliau tokoh perdamaian bagi Aceh. Saya sering komunikasi lewat telepon dengan beliau, terutama jika ada hal-hal penting terkait kelanjutan pembangunan dan perdamaian Aceh," kata Muhammad Nazar.
Meski tidak lagi menjabat Wagub sejak 2012, Muhammad Nazar mengaku tetap menjalin komunikasi dengan pria yang akrab disapa JK tersebut, dan sejumlah tokoh nasional lainnya, membahas kemajuan pembangunan nasional termasuk di Provinsi Aceh.
Apalagi, lanjut Nazar, tidak lama lagi dana Otsus Aceh akan berakhir.
• Nelayan Simeulue Tengah Keluhkan Kolam Tambatan Perahu Dangkal
• Tiga Desa di Aceh Singkil Batal Ikut Pilkades
• BREAKING NEWS - Warga Lampanah Segel Jalan Tol Sigli-Banda Aceh
Artinya semua tokoh di Aceh baik yang sedang berkuasa maupun yang tidak sedang dalam kekuasaan wajib memperhatikan kemajuan Aceh.
“Saya ikut memberikan masukan dan pikiran kepada Pemerintah Pusat, termasuk beberapa menteri dan Kepala Bappenas yang saya kenal," katanya.
Kepada para pemimpin Aceh dan birokratnya, Nazar menyarankan, lebih aktif menjemput bola dana pembangunan, dan Aceh lebih terbuka kepada pihak-pihak yang ingin berinvestasi di Aceh.
Muhammad Nazar mengatakan, JK tetap menjadi tokoh penting yang selalu menjadi tempat bertanya presiden wapres terkait Aceh dan nasional.
"Aceh tetap membutuhkan perhatian dari Pusat. Aceh tidak bisa dilihat dari sisi hasil Pilpres saja, tetapi harus tetap dilihat pengorbanan rakyat mengusir penjajahan dan ikut mendirikan negara RI, kontribusi Aceh untuk devisa hasil migas, kemauan berunding mengakhiri konflik konflik seperti DI/ TII, era GAM dan SIRA hingga letak strategis Aceh yang berbatasan atau sangat dekat dengan beberapa negara tetangga seperti India, Burma dan Thailand.
"Semua haruslah menjadi variabel utama dalam memandang Aceh. Karena itu melibatkan Aceh dalam pembangunan nasional Indonesia, termasuk di luar Aceh menjadi sangat penting. Pak JK membenarkan pemikiran saya," demikian Muhammad Nazar.(*)