26 Delegasi Aceh Belajar Mengelola Sampah ke Jepang
Sebanyak 26 delegasi Aceh yang terdiri dari 20 pemuda dan pemudi serta enam ofisial bertolak ke Jepang untuk belajar pengelolaan sampah
BANDA ACEH - Sebanyak 26 delegasi Aceh yang terdiri dari 20 pemuda dan pemudi serta enam ofisial bertolak ke Jepang untuk belajar pengelolaan sampah di Negeri Matahari Terbit itu. Tim kaji banding ini akan belajar mengelola sampah selama sembilan hari, dipimpin T Panlima Suboh SE dari Aceh-Japan Community Art.
Para delegasi Aceh akan bertolak dari Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blangbintang, Aceh Besar, Rabu (6/11), via Kuala Lumpur dan kemudian melanjutkan penerbangan ke Bandara Internasional Kansai, Kyoto. Penglepasan keberangkatan tim dilakukan Kadispora Aceh yang diwakili Sekretaris Dispora, Drs Hafidh MM, Minggu (3/11), di Aula Kantor Dispora Aceh.
Sekdispora Aceh dalam sambutannya mengatakan, keberangkatan tim kaji banding ini merupakan kegiatan pertama yang dilakukan Pemerintah Aceh. Untuk itu, dia berharap kesempatan ini benar-benar dimanfaatkan oleh para delegasi untuk belajar selama berada di Jepang. “Manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Kedatangan tim ke sana (Jepang) bukan untuk berwisata, tetapi untuk belajar,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Hafidh juga mengingatkan agar para peserta untuk tetap menjaga kekompakan dan saling bekerja sama satu dengan lainnya. Sebagai negara yang memiliki kedisiplinan yang tinggi, Sekdispora Aceh ini berharap agar hal itu bisa dicontoh dan diterapkan sekembalinya dari Jepang.
“Kedisiplinan sangat penting, dan itu merupakan kunci sukses mereka. Tidak saja disiplin dalam bekerja, mereka juga sangat disiplin dalam berlalu lintas. Karena itu, adik-adik hendaknya bisa mencontoh hal baik tersebut agar kehidupan menjadi lebih tertata dan teratur,” ujar Hafidh.
Hal senada juga disampaikan Kabid Kepemudaan Dispora Aceh, Ir Syaifullah MSi. Mantan Plt Kabid Olahraga itu menyebutkan, keberangkatan tim kaji banding ini merupakan tugas mulia yang diberikan masyarakat Aceh. Karenannya, sekembali dari Jepang nanti para peserta harus membuat laporan selama menjalani pendidikan di sana.
Syaifullah juga menyebutkan, bahwa 20 pemuda-pemudi yang terpilih mengikuti program kaji banding ke Jepang itu merupakan orang-orang pilihan melalui seleksi ketat yang dilakukan Dispora Aceh.(aji)