Berita Aceh Barat Daya
AKN Abdya Diperkirakan tak Akan Beroperasi Kembali, Ini Penyebabnya
Sepertinya tak ada lagi kemungkinan AKN Abdya beroperasi kembali. Sebab, perkuliahan di AKN Abdya tidak aktif lagi.
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat Daya (AKN Abdya), berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI Nomor 241/P/2014 tanggal 26 Agustus 2014.
Perguruan tinggi ini melaksanakan pendidikan Diploma Dua (D-II) Program Studi Diluar Domisili (PDD) Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Sumatera Barat.
Mahasiswa Angkatan I tahun 2014 sebanyak 120 orang telah dilaksakanan wisuda tahun 2016 lalu dalam Rapat Senat Terbuka Politektik Pertanian Negeri Payakumbuh, Sumatera Barat, digelar di Gedung DPRK Abdya.
Namun, setelah empat tahun beroperasi, aktivitas perkuliahan dan kegiatan operasional AKN Abdya terhenti sejak awal tahun 2018 lalu. Mahasiswa yang diterima tahun 2017 hanya bisa mengikuti kuliah satu semester.
Lalu, AKN yang menempati bekas gedung Rumah Sakit Abdya di Desa Cot Manee, Kecamatan Jeumpa, itu tutup. Beberapa unit gedung yang menjadi lokasi perkuliahan akhirnya dibalut semak belukar.
Penyebabnya, dana hibah dari Pemkab Abdya tahun 2017 sebesar Rp 1 miliar tidak cair. Padahal, dana tersebut selama ini selain digunakan pihak koordinator pelaksana AKN untuk kegiatan operasional, juga untuk mensubsidi pembayaran SPP para mahasiswa.
Dampaknya, ratusan mahasiswa angkatan II dan III atau tahun 2015 dan 2016, terkendala diwisuda dikeranakan mereka belum membayar SPP.
Baru kemudian awal Oktober lalu, diperoleh kabar bahwa mahasiswa bisa diwisuda yang direncanakan akhir November, bulan ini.
Mahasiswa bisa diwisuda setelah dana hibah Pemkab Abdya bisa dicairkan untuk kegiatan operasional, termasuk untuk mensubsidi SPP para mahasiswa.
Dana hibah akhirnya bisa cair setelah Pemkab Abdya meminta pertimbangan atau tinjauan hukum tentang pengunaan dana hibah Pemkab kepada perguruan tinggi yang sebenarnya menjadi tangungjawab pemerintah pusat.
Kajari Abdya memberi pertimbangan hukum bahwa anggaran hibah dimaksud bisa digunakan untuk subsidi SPP mahasiwa dan kegiatan operasional.
Koordinator Pembina AKN Abdya di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Ir Krisna Murti MP dihubungi Serambinews.com, membenarkan kalau mahasiswa angkatan II dan angkatan III atau tahun 2015 dan 2016 berjumlah sekitar 144 mahasiswa akan diwisuda.
“Wisuda kita rencanakan tanggal 23 November mendatang. Koordinator Pelaksana AKN Abdya sedang mencari gedung sebagai lokasi wisuda,” katanya.
Wisuda mahasiswa angkatan II dan III bisa dilaksanakan setelah mahasiswa menyelesaikan kewajiban membayar SPP.
“Wisuda yang terkendala selama ini lantaran mahasiswa belum bayar SPP akhirnya bisa kita laksanakan. Karena dari informasi kami peroleh, pembayaran SPP mahasiswa yang sempat macet bisa disubsidi dengan dana hibah Pemkab Abdya,” kata Krisna.
Setelah wisuda mahasiswa angkatan 2015 dan 2016 yang direncanakan akhir November ini, apakah AKN Abdya yang sudah terhenti aktivitas sejakl awal 2018 bisa beroperasi kemali.
“Sepertinya tak ada lagi kemungkinan AKN Abdya beroperasi kembali,” kata Krisna Murti.
Sebab, AKN Abdya tidak aktif lagi kegiatan perkuliahan dikarenakan tidak melakukan penerimaan mahasiswa baru tahun 2018 dan 2019. Malahan, mahasiswa yang sempat diterima tahun 2017 hanya kuliah satu semester, kemudian terhenti.
Koordinator Pembina AKN Abdya di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh itu menerangkan Surat Ditjen Kelembagaan Iptek dan pendidikan Tinggi Nomor B/455/C4.2.2/KB.02.00/2019 tanggal 12 Maret 2019 tentang pembiayaan PDD rintisan Perguruan Tinggi Negeri.
Pada poin 4 surat tersebut menjelaskan, khusus untuk penyelenggaraan PPD rintisan AKN, kegiatan penerimaan mahasiswa baru 2019/2020 hanya dapat dilakukan bagi kabupaten/kota yang bersedia membiayai operasional penyelenggaraan kegiatan perkuliahan secara penuh.
Sedangkan AKN Abdya, ucapnya, sudah tidak menerima mahasiswa baru sejak tahun 2018 dan 2019 sehingga pembiayaan untuk AKN dihentikan Kemenristekdikti RI tahun 2019/2020.
Ketentuan ini berlaku untuk PDD AKN seluruh Indonesia,” tukas Krisna. Karena tidak ada lagi pembiayaan, sebut dia, maka tidak tersedia lagi anggaran honor dosen, pengadaan peralatan dibutuhkan, dan lain-lain yang berasal dari Kemenristekdikti atau Kemendikbud.
Meski begitu, ulas Krisna, ada beberapa pilihan yang bisa dilakukan Pemkab Abdya. Salah satunya dengan mengubah AKN dari status PPD menjadi Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) atau bisa menjadi Akademi Komunitas Swasta (AKS), bahkan Politeknik swasta.
“Salah satu daerah di Aceh yang ingin membentuk AK Swasta adalah Kota Subulussalam,” kata Krisna Murti.
Dia menjelaskan terhentinya AKN Abdya memang sangat disayangkan. Sebab, perguruan tinggi yang melaksanakan pendidikan Diploma Dua (D-II) Program Studi Diluar Domisili (PDD) Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Sumatera Barat, itu hanya selangkah lagi untuk menjadi AKN Abdya yang mandiri.(*)
• Atlet Renang Aceh Rebut Dua Medali Emas dan Satu Perak di Porwil Bengkulu, Ini Nama Atletnya
• Nasib Pala di Abdya, Harga Stagnan Maksimal Rp 40 Ribu, Diserang Hama Hingga Diganti Tanaman Lain
• Pecinta Burung Se Aceh Ikut Lomba Burung Berkicau di Bireuen
• Harga TBS Sawit di Subulussalam Kembali Naik Capai Rp 1.030 di Tingkat Petani, Ini Harga di PMKS